Internasional

Berlebaran bersama Habib Umar bin Hafiz Tarim di Yaman

Ahad, 2 Juni 2019 | 04:00 WIB

Cirebon, NU Online
Masjid memang banyak dan melimpah di Kota Tarim, Hadhramaut, Yaman. Tapi sosok kharismatik Habib Umar bin Hafiz menarik Ro’fat Hamzie untuk berlebaran bersamanya di Masjid Raudhah.

“Lebarannya bersama Habib Umar, insyaallah,” kata Hamzie, mahasiswa Universitas al-Ahgaff, Tarim, Hadhramaut, Yaman, Jumat (31/5).

Hamzie menuturkan bahwa ia bersama rekan-rekannya biasanya berangkat sekitar pukul 05.30 pagi dari asramanya. Dengan berkendara motor, ia tak butuh waktu lama untuk sampai di masjid yang paling dekat dengan kediaman Habib Umar di Darul Musthofa. “Saya berangkat jam enamanlah, shalatnya pagi setengah tujuh,” ujar pria asal Pondok Pesantren Gedongan, Ender, Cirebon, Jawa Barat itu.

Menurutnya, sebelum shalat dimulai, Habib Umar berangkat berjalan kaki dari Darul Musthofa. Ulama yang juga setiap bulan membaca kitab Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari melalui teleconference itu diarak dengan tabuh-tabuhan.

“Habib Umar diiring dengan terbangan, berjalan dari Darul Musthofa sampai masjid. Selesai shalat, iring-iringan kembali mengantar Habib Umar ke Darul Musthofa,” jelasnya.

Pria yang pernah menjadi Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Melawi, Kalimantan Barat itu juga mengatakan bahwa shalat Id diimami oleh Syekh Umar Abu Bakar al-Khatib, salah seorang murid Habib Umar. Ia juga yang menyampaikan khutbah. "Yang ngimami sekaligus khutbah Syekh Umar Abu Bakar Al-Khatib, murid dari Habib Umar bin Hafidz," tambah Hamzie.

Marga Al-Khatib ini, katanya, ada yang mengatakan keturunan dari sahabat Rasulullah,  Abad bin Bisyr.

Menurutnya, mudah saja ia bersalaman dengan sosok ulama yang baru genap berusia 56 tahun itu. Pasalnya, ia sering jumpa di majelisnya. “Salaman sama Habib Umar di Yaman sih gampang, Mas. Sering ketemu di majelis. Kalau di Indonesia ‘kan berebut dengan ratusan ribuan orang yang mau salaman,” ujarnya.

Selepas menunaikan shalat idul fitri dan menyimak khutbahnya,  Hamzie dan rekan-rekannya pun menuju Darul Musthofa untuk menyantap sajian yang sudah disediakan oleh Habib. Nasi kebuli siap disantap. “Nasi kebuli, terus dikasih buah-buahan juga,” katanya.

Namun sebelum sarapan pagi, Habib Umar lebih dahulu memimpin doa dan kemudian dilanjutkan pembacaan shalawat dan syiir-syiir Hadhramaut.

Di samping itu, menurut Hamzie, lebaran aslinya sepi. Namun, makan-makan seperti diceritakan di atas membuat lebaran terasa ramai. “Aslinya lebaran sepi, karena ada acara makan-makan gitu lebaran jadi kerasa,” pungkasnya.

Di tahun keduanya berlebaran di Yaman, Hamzie kembali berencana untuk merayakan hari kemenangan itu bersama Habib Umar di Masjid Raudhah dan Darul Musthofa, Tarim, Hadhramaut, Yaman. (Syakir NF/Aryudi AR).