Internasional

Dalam 3 Hari Terakhir, 21 Anak di Gaza Meninggal karena Kekurangan Gizi dan Kelaparan

NU Online  ·  Selasa, 22 Juli 2025 | 19:30 WIB

Dalam 3 Hari Terakhir, 21 Anak di Gaza Meninggal karena Kekurangan Gizi dan Kelaparan

Seorang gadis di Gaza menggenggam erat sebuah wadah kosong sambil menunggu di bawah terik matahari. (Foto: United Nations).

Jakarta, NU Online

Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza, Palestina, Mohammed Abu Salmiya mengatakan bahwa dalam tiga hari terakhir, 21 anak meninggal dunia karena kelaparan.


"21 anak telah meninggal karena kekurangan gizi dan kelaparan di wilayah tersebut dalam 72 jam terakhir," ujarnya, dikutip NU Online dari BBC pada Selasa (22/7/2025)


Salmiya menyebut, ada sekitar 900.000 anak di Gaza yang menderita kelaparan dan 70.000 di antaranya mengalami kekurangan gizi.


"Mereka menghadapi angka kematian yang mengkhawatirkan. Dokter juga memperingatkan bahwa pasien diabetes dan ginjal berada pada risiko khusus," ungkap Salmiya.


Sementara itu, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa sebanyak 15 orang di Gaza telah meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi dalam sehari terakhir. Jumlah total kematian menjadi 101, termasuk 80 anak-anak.


Direktur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat World Food Programme (WFP) Ross Smith mengatakan bahwa sepertiga penduduk di jalur Gaza sudah tidak makan selama berhari-hari akibat blokade Israel di wilayah kantong Palestina.


"Krisis kelaparan di Gaza telah mencapai tingkat keputusasaan yang baru dan mencengangkan. Sepertiga penduduk tidak makan selama beberapa hari berturut-turut," kata sosok yang menjabat di Program Pangan Dunia (WFP) tersebut, dikutip dari laman resmi PBB, Senin (21/7/2025)


Smith juga mengatakan bahwa setiap hari terdapat orang yang meninggal dan hal itu meningkat setiap harinya.


"Hampir 100.000 perempuan dan anak-anak menderita malnutrisi akut yang parah dan membutuhkan perawatan sesegera mungkin," ungkap Smith.


Smith berpendapat bahwa hal itu akibat dari kurangnya bantuan kemanusiaan. Ia menekankan bahwa bantuan pangan, dan bantuan kemanusiaan secara lebih luas, adalah satu-satunya solusi bagi Gaza saat ini.


Dilansir Anadolu Agency, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa 86 orang, termasuk 76 anak-anak, telah meninggal dunia akibat kelaparan dan dehidrasi sejak Oktober 2023. Kantor media pemerintah Gaza memperingatkan bahwa wilayah kantong itu di ambang kematian massal setelah lebih dari 140 hari penutupan hampir total semua penyeberangan.


Sejak Oktober 2023, tentara Israel telah menewaskan hampir 59.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza. Pengeboman yang tak henti-hentinya telah menghancurkan wilayah kantong tersebut, hampir melumpuhkan sistem kesehatannya, dan menciptakan kondisi seperti kelaparan.


November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.