Internasional

Diancam Bom, Umat Muslim di Jerman Menuntut Perlindungan Keamanan

Jum, 26 Juli 2019 | 11:45 WIB

Diancam Bom, Umat Muslim di Jerman Menuntut Perlindungan Keamanan

Kelompok ultra konservatif unjuk rasa menentang pembangunan masjid di Jerman (picture-alliance/revierfoto)

Berlin, NU Online
Juru bicara Dewan Koordinasi Muslim Jerman, Nurhat Soykan, mengatakan, umat Muslim di negara itu tengah khawatir. Pasalnya pada bulan Juli saja, ada banyak ancaman bom terhadap sejumlah masjid di München, Villingen-Schwenningen, Iserlohn, dan Masjid Besar Köln. Masjid-masjid di Mainz, Duisburg, dan Mannheim juga menerima ancaman serupa.
 
Soykan menyebut, pemerintah Jerman memiliki kewajiban untuk menjamin semua warga negaranya bebas menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, tanpa rasa khawatir akan ancaman dan kekerasan. Dia menegaskan, negara wajib melakukan upaya-upaya untuk membangun sikap saling percaya di antara rakyatnya.
 
"Koeksistensi kita dalam bahaya, dan dengan demikian demokrasi kita. Itu tidak bisa diterima," kata Soykan, diberitakan DW, Kamis (25/7).
 
Pernyataan Soykan dibenarkan Ketua Dewan Pusat Muslim di Jerman, Aiman Mazyek. Dia mengaku khawatir dengan ancaman kekerasan yang meningkat terhadap Muslim. Menurutnya, islamofobia telah mengalami peningkatan di Jerman. Setiap pekannya, ada saja masjid yang diserang dan dinodai. Tidak hanya tempat ibadah, individu juga kerap kali menjadi sasaran. 
 
“Sejak 2017 ketika serangan Islamofobia terhadap Muslim dan masjid pertama kali dicatat telah terjadi peningkatan serangan yang menyebabkan kerusakan fisik," kata Mazyek.
 
Mazyek menambahkan, situasi semakin parah karena banyak korban yang ‘sungkan’ melaporkan kekerasan dan pelecehan kepada pihak yang berwajib karena pasukan polisi dan pengadilan Jerman dinilai belum punya sensibilitas dan pelatihan untuk menangani persoalan ini.
 
Untuk itu, komunitas Musim Jerman mulai gencar mengadakan seminar tentang potensi ancaman, pemeriksaan dan pengawasan, meningkatkan kesadara umat Muslim untuk melapor, dan bagaimana meningkatkan daya tanggap polisi terkait masalah itu.
 
Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer menyatakan, tempat-tempat ibadah memang sering kali menjadi sasaran para teroris. Menurutnya, jika memang ada bukti ancaman terhadap tempat-tempat ibadah maka pihak berwenang akan memberikan perlindungan yang lebih baik. 
 
Dilaporkan, ancaman terhadap masjid-masjid di Jerman belakangan ini diketahui memang tidak benar atau palsu. Namun demikian, Soykan menegaskan bahwa ancaman-ancaman itu membuat umat Muslim di Jerman menjadi cemas dan gelisah ketika pergi ke masjid untuk beribadah.
 
"Tingkat ancaman saat ini diremehkan, dan seruan kami untuk meningkatkan perlindungan masjid belum diperhatikan," kata Soykan, yang belum puas dengan pernyataan Seehofer. 
 
Pada 2017, kejahatan islamofobia di Jerman mencapai 1075 kasus sementara serangan terhadap masjid 239 kasus. Untuk tahun 2018, datanya belum tersedia namun demikian penghitungan awal menunjukkan bahwa korban luka lebih banyak dari pada tahun sebelumnya. Misalnya, pada rentang waktu Januari hingga September 2018 ada 40 orang terluka akibat serangan islamofobia. (Red: Muchlishon)