Damaskus, NU Online
Pemerintah Suriah mengaku mendapat perlakuan tidak baik dari Arab Saudi terkait haji. Pasalnya, pemerintah Arab Saudi melarang warga Suriah yang hendak menunaikan rukun Islam kelima itu tahun ini.
Atas sikap ini, Suriah mengeluarkan protes dan menuding negara kerajaan itu telah "mempolitisasi" haji.
Kementerian Wakaf Agama Suriah, Selasa (1/7), sebagaimana dilansir AP, mengkritik dan menyebut kebijakan ini sebagai "eksploitasi politik dan finansial" Riyadh atas ritual ziarah tahunan itu.
Seperti diketahui, Arab Saudi tidak lagi memiliki hubungan diplomatik dengan pemerintahan Presiden Bashar Assad. Sejak tahun 2012 pemerintah Suriah meminta orang-orang Syria yang berusaha pergi haji ke Tanah Suci untuk mendapatkan visa di negara-negara ketiga melalui "Komite Tinggi Haji Suriah", yang dikuasai oleh Koalisi Nasional Suriah, sebuah kelompok politik oposisi.
Pernyataan tersebut, juga dikutip Kantor Berita Arab Suriah atau SANA. Suriah mengatakan bahwa hak untuk melakukan ziarah sedang "dipolitisasi" oleh pemerintah Saudi.
Hubungan kedua negara tersebut kini memang sedang memanas. Bahkan, pada April lalu Saudi terang-terangan mendukung ketika Amerika Serikat atas perintah Presiden Donald Trump mendaratkan rudal ke pangkalan udara Suriah. Arab Saudi berpendapat, dukungan ini sebagai respons atas penggunaan senjata kimia rezim terhadap warga sipil tak bersalah. (Red: Mahbib)