Internasional

Dubes Agus Maftuh: Gus Dur Ensiklopedi Berjalan

Sab, 8 Februari 2020 | 17:00 WIB

Dubes Agus Maftuh: Gus Dur Ensiklopedi Berjalan

Dubes Agus Maftuh (duduk di tengah) dalam acara Harlah ke-94 NU dan Haul ke-10 Gus Dur di Riyadh. (Foto: Istimewa)

Riyadh, NU Online
Sosok KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah seorang ensiklopedi berjalan yang di dalam dirinya terdapat segala sesuatu. Gus Dur itu satu-satunya di zamannya. Tidak ada yang menyamainya pada saat itu.

Pernyataan tersebut dikatakan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, H Agus Maftuh Abegebriel, pada Seminar Kebangsaan Gus Dur dalam rangka Harlah ke-94 NU dan Haul ke-10 Gus Dur Majelis Wakil Cabang Istimewa NU (MWCINU) Riyadh, Arab Saudi, Jumat (7/2).

Dubes Maftuh mengungkapkan, ia adalah murid akademis Gus Dur. Interaksi intens Kiai Maftuh dengan Gus Dur pasca menjadi presiden telah berhasil menghasilkan beberapa buku pemikiran Gus Dur.

“Buku pertama yakni berjudul Islamku, Islam Anda, Islam kita dan buku kedua adalah Islam Kosmopolitan yang membahas Islam yang internasional dan menyatukan segala bangsa-bangsa di dunia,” ungkapnya.  

Dubes menambahkan, Gus Dur memiliki bacaan yang luas dan banyak orang menjadikannya sebagai rujukan ilmu pengetahuan. Menurutnya, bacaan Gus Dur tentang kitab turats ke-NU-an sudah selesai. Di saat para kiai sibuk dengan syarah kitab Fathul Mu’in, Gus Dur sudah sibuk dengan buku De Vinci Code dan lainnya.

Dalam seminar tersebut, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) H Ahmad Ubaidillah menilai Gus Dur sebagai sosok yang memiliki pemikiran dan intelektualitas yang sangat mendalam. Gus Dur menurutnya mampu dan piawai menguraikan isi kitab-kitab kuning sesuai dengan konteks kekinian.

"Beliau ulama juga politisi ulung. Beliau juga yang menggagas pribumisasi Islam semisal mengganti salam dengan selamat pagi atau malam," katanya. 

Hal yang sama diungkapkan Atase Tenaga Kerja (Atnaker) H Sa’dullah Affandy yang mengagumi sikap humanis dari Gus Dur. Selama berinteraksi langsung secara personal dengan Gus Dur, ia juga kagum pada intelektualitas dan humor-humornya. Selain itu, kepiawaiannya dalam bidang politik mampu memberi warna dalam perpolitikan di Indonesia. 
 
"Bagi Gus Dur, puncak politik itu adalah kemanusiaan, beliau menolak hegemoni politik. Gus Dur selalu menjadi kekuatan penyeimbang dengan merangkul kelompok marjinal," jelasnya.

Kepada NU Online, Sekretaris MWCINU Riyadh Ahmad Abdul Wahab menjelaskan bahwa kegiatan Harlah, Haul dan seminar ini adalah merupakan upaya untuk terus melanjutkan serta melestarikan dakwah Aswaja an Nahdliyah.

Kegiatan dengan tema “Gus Dur: Guru, Inspirasi dan Pitutur untuk Pekerja Migran Indonesia lebih makmur” ini dihadiri sekitar 200 orang para ekspatriat Arab Saudi khususnya di daerah Riyadh dan sekitarnya. 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori