Internasional

Fakta Baru Pembunuhan Khashoggi, Inggris Tahu dan Coba Cegah ‘Operasi Saudi’

Sen, 29 Oktober 2018 | 15:15 WIB

Fakta Baru Pembunuhan Khashoggi, Inggris Tahu dan Coba Cegah ‘Operasi Saudi’

Foto: Getty Images

London, NU Online
Intelijen Inggris, MI6, dilaporkan mengetahui adanya rencana pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi (59). Bahkan disebutkan kalau Inggris mengetahui hal itu beberapa pekan sebelum operasi tersebut dilancarkan, yakni pada pekan pertama September. 

Laporan tersebut diberitakan sebuah tabloid di Inggris, The Sunday Express, via kantor berita Anadolu dan Hurriyet, Senin (29/10). Laporan tersebut ditulis oleh Marco Giannangeli.

Dalam laporan tersebut, Inggris mengetahui kalau seorang dari pihak Kerajaan Saudi memerintahkan operasi untuk menangkap Khashoggi dan membawanya pulang ke Saudi. 

“Anggota intelijen Inggris mengetahui sesuatu pada pekan pertama September atau sekitar tiga pekan sebelum Khashoggi berjalan ke kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Turki pada 2 Oktober 2018,” kata laporan tersebut berdasarkan informasi dari kantor pusat komunikasi pemerintah Inggris atau GCHQ. 

“Namun perlu waktu untuk mengetahui detail rencana ini. Detail ini termasuk perintah utama untuk menangkap Khashoggi dan membawanya kembali ke Arab Saudi untuk di interograsi. Namun kemudian muncul hal yang dinilai sebagai sebuah masalah besar,” tambahnya.

Meski demikian, laporan tersebut tidak menyebutkan apakah Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman terlibat dalam operasi tersebut atau tidak.

Kemudian intelijen Inggris, MI6, mencoba membujuk Saudi untuk membatalkan rencana tersebut. Namun, pihak Saudi tidak mendengarkannya. Pihak Inggris mengklaim telah melakukan apa yang mereka bisa untuk menggagalkan rencana pembunuhan tersebut.

“Pada 1 Oktober, kami menyadari pergerakan sebuah kelompok, yang termasuk anggota-anggota Ri'asat Al-Istikhbarat Al-Amah (GID) ke Istanbul, dan menjadi cukup jelas apa tujuan mereka,” kata sumber intelijen tersebut.

“Melalui berbagai saluran, kami memperingatkan bahwa ini bukan ide yang baik. Peristiwa yang terjadi selanjutnya menunjukkan bahwa peringatan kami diabaikan,” imbuhnya.

Jamal Khashoggi (59), seorang jurnalis asal Arab Saudi, tiba-tiba saja menghilang ketika berkunjung ke Konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki pada Selasa (2/10) lalu. Ia sengaja mendatangi kantor perwakilan Saudi di Turki tersebut untuk mengurus dokumen pernikahannya dengan Hatice, tunangannya asal Turki. 

Jamal Khashoggi merupakan jurnalis yang banyak mengkritisi kebijakan Saudi, terutama dalam hal kebebasan berpendapat, hak asasi manusia di Saudi, dan keterlibatan Saudi pada Perang Yaman. (Red: Muchlishon)