Fatayat NU Hongkong Jawab Kebutuhan Muslimah
NU Online · Jumat, 21 Desember 2012 | 07:01 WIB
Hongkong, NU Online
Fatayat NU Hongkong, Cina, atau sering disebut Fatayat Imroatu Zahro (Imza) menjawab kebutuhan muslimah yang bekerja di sana atau biasa disebut Buruh Migran Indonesia (BMI).
<>
Jawaban itu terkait dengan kebutuhan panduan menjadi seorang muslimah yang baik dengan menerbitkan buku pegangan untuk perempuan. Buku itu merupakan terjemahan dari kitab Risalatul Mahidl karya Kiai Haji Masruhan Ihsan.
Menurut aktivis Fatayat Imza dan juga penerjemah kitab tersebut, Umi Muawanah, kitab itu ditulis dalam bahasa Jawa dengan menggunakan huruf Arab Pegon.
Umi menambahkan, kitab itu berisi ruang lingkup haid, hikmahnya haid, warna darah haid, masanya haid, çara mengqodlo Shalat, yang membatalkan saat haid, merawat bayi, cara mandi besar, kehamilan, nifas, wiladah.
“Pokoknya kitab itu berhubungan dengan urusan wanita,” ujar Umi yang pernah nyantri di Pesantren Darul Ulum, Selotumpuk Wlingi, Blitar, ketika dihubungi NU Online melalui surat elektronik pada Kamis, (20/12).
Umi berharap, semoga buku kecil ini bisa membantu para wanita yang belum memahami hukum hukum darah, haid, sehingga bisa bermanfaat dunia dan akhirat.
Umi yang sehari-hari bekerja sebagai BMI Hongkong, asal Blitar Jawa Timur ini, merasakan masih kurangnya pengetahuan perempuan menurut syariat Islam.
“Kebanyakan dari mereka bukan dari pesantren sehingga belum paham ruang lingkup haid, nifas, wiladah yang berhubungan dengan kewanitaan dan ibadah. Sedang mau belajar keluar rumah tak sempat atau malu,” katanya.
Kitab tersebut diterjemahkan kemudian dicetak atas kerjasama Fatayat Imza dengan PCINU rintisan di Hongkong.
Redaktur : Hamzah Sahal
Penulis : Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
5
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua