Internasional

Foto Wanita Berjilbab di Partai Prancis Picu Kontroversi

Rab, 20 Agustus 2014 | 17:59 WIB

Jakarta, NU Online
Seorang mantan Menteri Perancis telah menciptakan badai kontroversi di Prancis dengan memposting gambar seorang wanita berjilbab duduk di pantai dan mengkritiknya sebagai "serangan terhadap budaya kita". 
<>
Nadine Morano, sekutu dekat mantan presiden Nicolas Sarkozy, mengambil gambar wanita yang mengenakan jilbab dan diposting di Twitter dan halaman Facebook yang disampingnya dipasang foto terkenal simbol seks Brigitte Bardot mengenakan bikini. 

"Ketika seseorang melihat pemandangan ini, mereka akan merasa adanya serangan terhadap budaya kita yang bertentangan kesetaraan gender," tulis Morano, dari partai UMP kanan-tengah. 


"Jika Anda memilih untuk datang ke Perancis, yang merupakan negara hukum, negara sekuler, orang harus menghormati budaya dan hak-hak perempuan. Jika tidak, pergi ke tempat lain!" Kata Morano, yang terkenal karena kejanggalan dan komentar blak-blakan. 

Namun demikian, dia mengakui bahwa wanita itu tidak melanggar hukum, yang melarang para wanita mengenakan cadar yang menutup wajah secara penuh. Komentarnya memicu perdebatan sengit di Perancis, rumah bagi komunitas Muslim terbesar di Eropa. 

Abdallah Zekri, presiden National Observatory Against Islamophobia membalas, menekankan bahwa "kebebasan berekspresi dan berkeyakinan adalah hak konstitusional". 

Morano menjawab bahwa Prancis membutuhkan "observatorium nasional untuk menghormati budaya Perancis". 

"Budaya Perancis adalah kesetaraan antara laki-laki dan perempuan," tegasnya. Perdebatan berkecamuk di jaringan sosial dan antara politisi. 

Jean-Marc Germain, dari partai Sosialis yang berkuasa, menyerang Morano yang dianggap mewakili "yang terburuk dari sayap kanan ... yang menolak orang lain, yang percaya bahwa Anda bukan orang Perancis yang tepat jika Anda Muslim". 

Valerie Pecresse, dari partai UMP yang sama dengan Morano, bereaksi dengan mengatakan: "Anda bisa berkeliling memakai apapun yang Anda suka di pantai.”   

Dan wakil presiden Front Nasional sayap kanan, Florian Philippot, mengulangi permintaan partainya untuk adanya larangan "simbol-simbol agama terbuka" di depan umum. 

Sekretaris Prancis Negara untuk Urusan Eropa, Harlem Desir, katanya "memahami" komentar Morano, tapi menyerukan hukum untuk ditegakkan. (islam.ru/mukafi niam)