Iran Tunjukkan Komitmen Dalam Perjanjian Nuklir
NU Online · Rabu, 22 Januari 2014 | 18:54 WIB
Washington, NU Online
Iran harus memusnahkan 15.000 unit mesin pengaya uranium sebagai bagian dari butir kesepakatan dengan Barat, demikian laporan Institute for Science and International Security (ISIS) di Washington.
<>
Selain itu, Iran juga harus menutup sebuah fasilitas pengayaan uranium bawah tanah, mengubah reaktor air berat, dan setuju untuk menjalani proses pengawasan selama 20 tahun, tambah ISIS. Temuan itu diserahkan secara eksklusif kepada Wall Street Journal.
Dua inspektur Badan Tenaga Atom Internasional memeriksa proses pengayaan uranium di Iran tengah pada 20 Januari 2014.
Keputusan datang setelah Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) memastikan pada Senin bahwa Teheran telah mulai mengurangi aktivitas nuklir utama sebagai langkah awal penerapan kesepakatan November antara Iran dan enam kekuatan dunia. Pada saat yang sama, Uni Eropa dan AS sepakat melonggarkan sejumlah sanksi ekonomi Iran.
Menurut IEAE, Iran telah menurunkan aktivitas di reaktor plutonium air berat Arak dan mulai memindahkan cadangan uranium dengan tingkat kemurnian 20% yang mendekati level senjata. IAEA pun setuju untuk meningkatkan pengawasan terhadap fasilitas nuklir Iran, termasuk di antaranya kunjungan harian ke sejumlah fasilitas di kota Natanz dan Qom.
“Ini hari penting dalam upaya menjamin bahwa Iran memiliki program nuklir yang [ditujukan bagi jalan] damai,” ujar kepala kebijakan asing Uni Eropa, Catherine Ashton.
Pengumuman Iran itu memulai masa enam bulan negosiasi internasional demi mencapai kesepakatan permanen. Para pejabat Amerika dan Iran mengatakan pembicaraan resmi akan dimulai dalam dua pekan mendatang di Jenewa.
Menurut ISIS, langkah-langkah yang diumumkan pada Senin masih jauh dari yang akan disyaratkan dalam kesepakatan final.
Rekomendasi institut tersebut tidak dipandang keras. Laporan menyambut bahwa Iran akan mempertahankan sejumlah kemampuan untuk menghasilkan bahan bakar nuklir sebagai bagian kesepakatan akhir melalui pengayaan uranium dalam jumlah kecil bagi kepentingan sipil.
Sebaliknya, koalisi anggota legislatif AS berupaya meloloskan aturan yang mensyaratkan pelucutan total kemampuan Teheran dalam memperkaya uranium sebagai bagian dari kesepakatan akhir.
David Albright, kepala ISIS, adalah mantan inspektur senjata PBB yang menjadi penasihat kendali senjata pemerintah. Menurutnya, kajian tersebut dikembangkan oleh riset independen dan melalui pembicaraan mendalam dengan para pejabat pemerintahan Obama dalam beberapa bulan terakhir mengenai masalah Iran.
Para petinggi Departemen Luar Negeri menolak berkomentar atas kesimpulan laporan ISIS. Namun, para pejabat senior AS dalam beberapa pekan terakhir mengatakan bahwa pengurangan aktivitas Arak dan penurunan cakupan kemampuan pengayaan uranium Iran menjadi hal penting demi mencapai kesepakatan akhir.
Laporan ISIS berfokus pada upaya menggagalkan kemampuan Iran untuk menghasilkan bahan bakar senjata melalui dua cara yang tengah dikembangkan Teheran: pengayaan uranium, dan produksi plutonium. (mukafi niam)
Terpopuler
1
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
2
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
3
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
4
Mahfud MD Ungkap Ketimpangan Struktural Indonesia
5
Gus Yahya: Di Tengah Ketidakpastian Global, Indonesia Harus Bertahan dan Berkontribusi bagi Dunia
6
Tak Bisa Dipisahkan, Mahfud MD: Hukum yang Baik Lahir dari Politik yang Bagus
Terkini
Lihat Semua