Internasional

Jamaah Sakit-Ibu Hamil Disarankan Tidak Melaksanakan Umrah

Rab, 14 Oktober 2020 | 08:00 WIB

Jamaah Sakit-Ibu Hamil Disarankan Tidak Melaksanakan Umrah

Jamaah sedang melaksanakan umrah di tengah pandemi Covid-19. (Foto: Reuters)

Makkah, NU Online
Para jamaah yang menderita penyakit kronis didesak untuk menunda ibadah umrah karena dikhawatirkan kesehatan mereka akan semakin berisiko jika tertular Covid-19. 


Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan, orang dengan diabetes yang tidak terkontrol, darah tinggi, obesitas, sirosis, dan penyakit arteri koroner yang dirawat di rumah sakit dalam enam bulan terakhir harus menunda ibadah umrah mereka. 


Diberitakan Arab News, Selasa (13/10), Mereka yang menjalani pengobatan di rumah sakit selama setahun terakhir terkait insufisiensi jantung, imunodefisiensi, dan penyakit dada kronis juga didorong untuk tidak berumrah. Begitu juga dengan ibu hamil. 


Sebagaimana diketahui, Arab Saudi mengizinkan kembali penyelenggaraan umrah sejak 4 Oktober lalu. Otoritas terkati menerapkan protokol kesehatan yang ketat agar jamaah tidak tertular Covid-19. Misalnya mewajibkan jamaah memakai masker, menjaga jarak, membersihkan Masjidil Haram 10 kali sehari, melengkapi sistem pendingin udara masjid dengan teknologi sanitasi ultraviolet, dan mengatur jadwal pelaksanaan umrah agar jamaah tidak menumpuk.


Tidak hanya itu, Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci telah merekrut 531 pekerja untuk memandu jamaah umrah. Mereka akan bekerja dalam tiga shift untuk menerima 6.000 jamaah setiap harinya.


  
Para jamaah umrah akan ‘diurus’ dari saat mereka tiba di Masjidil Haram hingga mereka menyelesaikan ritual ibadah umrah. Ini dilakukan untuk memastikan ibadah umrah dilaksanakan dengan cara yang aman, mengingat pandemi Covid-19 masih berlangsung.


Pada akhir September lalu, otoritas Saudi mengumumkan bahwa umrah akan dilaksanakan kembali secara bertahap. Tahap pertama mulai 4-18 Oktober dengan jamaah 6.000 per harinya.Tahap kedua mulai 19-31 Oktober dengan jamaah 15-40 ribu jamaah per hari. Tahap ketiga dimulai pada 1 November dengan total jamaah (termasuk dari luar wilayah Saudi) hingga 60 ribu orang per harinya. Tahap keempat, umrah akan dilaksanakan secara normal seperti sebelum ada Covid-19. Tahap ini akan diterapkan ketika otoritas yang berwenang memutuskan bahwa risiko pandemi menghilang. 


Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Arab Saudi melaporkan bahwa ada 340.089 orang telah terinfeksi Covid-19 di Saudi, dengan 8.663 kasus aktif dan 839 dalam kondisi kritis. Kota Makkah mencatat kasus Covid-19 tertinggi di wilayah Kerajaan dengan 59 kasus. Sementara Madinah dengan 58 kasus dan Riyadh 29 kasus.


Sejauh ini, Arab Saudi telah melakukan 7.109.978 tes PCR, dengan 49.495 dilakukan dalam 24 jam terakhir. Langkah ini untuk melacak mereka yang terinfeksi Covid-19, dan kemudian diberikan perawatan secara intensif agar kembali sembuh.


Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad