Jepang Krisis Populasi, Ada Sekolah Sampai Tutup Setelah 76 Tahun Berdiri
Selasa, 4 April 2023 | 17:30 WIB
Jakarta, NU Online
Sekolah menengah pertama yang telah berdiri selama 76 tahun di Jepang kini harus menutup pintu untuk selamanya setelah meluluskan dua murid terakhirnya.
Adalah SMP Yumoto, sekolah yang berlokasi di Prefektur Fukushima harus menutup kegiatan operasional sekolah setelah meluluskan Eita Sato dan Aoi Hoshi, satu-satunya siswa lulusan dan yang terakhir. Sekolah tersebut akan tutup ketika tahun ajaran berakhir.
Eita Sato mengaku sempat mendengar kabar penutupan sekolah tersebut. Namun, dirinya tak percaya bahwa pada akhirnya sekolah harus ditutup setelah kelulusannya.
“Kami mendengar desas-desus tentang penutupan sekolah di tahun kedua kami, tetapi saya tidak membayangkan itu akan benar-benar terjadi. Saya terkejut, ” kata Eita seperti dikutip dari Reuters, Selasa (4/4/2023).
SMP Yumoto merupakan sebuah bangunan dua lantai yang terletak di pusat distrik. Sekolah ini memiliki sekitar 50 lulusan per tahun selama masa kejayaannya di tahun 1960-an.
Foto-foto setiap kelulusan tergantung di dekat pintu masuk sekolah, dari hitam putih menjadi berwarna dengan jumlah siswa yang terlihat dan tiba-tiba menurun dari sekitar tahun 2000. Nahasnya, tidak ada penambahan foto kelulusan lagi sejak tahun lalu.
Terjadi adanya tren peningkatan penutupan sekolah-sekolah di Jepang, utamanya di daerah pedesaan seperti Ten-ei, Prefektur Fukushima. Hal ini terjadi akibat tingkat kelahiran Jepang yang anjlok lebih cepat dari yang diperkirakan.
Angka kelahiran di Jepang merosot di bawah 800 ribu pada tahun 2022, rekor terendah baru menurut perkiraan pemerintah dan delapan tahun lebih awal dari yang diharapkan. Hal ini memberikan pukulan telak bagi sekolah umum yang lebih kecil yang seringkali menjadi jantung kota dan pedesaan.
Sekitar 450 sekolah tutup setiap tahun, menurut data pemerintah. Antara tahun 2002 dan 2020, hampir 9 ribu sekolah menutup pintu mereka selamanya, sehingga sulit bagi daerah terpencil untuk memikat penduduk baru dan lebih muda.
Perdana Menteri Fumio Kishida telah menjanjikan langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk meningkatkan angka kelahiran, termasuk menggandakan anggaran untuk kebijakan terkait anak, dan mengatakan menjaga lingkungan pendidikan sangat penting. Tapi sedikit yang telah membantu sejauh ini.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Arus Komunikasi di Indonesia Terdampak Badai Magnet Kuat yang Terjang Bumi
2
PBNU Nonaktifkan Pengurus di Semua Tingkatan yang Jadi Peserta Aktif Pilkada 2024
3
Pergunu: Literasi di Medsos Perlu Diimbangi Narasi Positif tentang Pesantren
4
Kopdarnas 7 AIS Nusantara Berdayakan Peran Santri di Era Digital
5
Cerita Muhammad, Santri Programmer yang Raih Beasiswa Global dari Oracle
6
BWI Kelola Wakaf untuk Bantu Realisasi Program Pemerintah
Terkini
Lihat Semua