Internasional

Kembalinya Drum Air Zamzam ke Dalam Masjid Nabawi

Sel, 14 September 2021 | 09:30 WIB

Kembalinya Drum Air Zamzam ke Dalam Masjid Nabawi

Petugas mendistribusikan drum Zamzam. (Foto: Haramain)

Madinah, NU Online
Setelah hampir dua tahun hilang tak terlihat di berbagai sudut Masjid Nabawi, drum yang menjadi tempat air zamzam di dalam Masjid Nabawi kembali terpasang menghiasi Masjid Rasulullah di Kota Madinah ini. Hal ini menunjukkan optimisme umat Islam terhadap Masjid Nabawi yang secara berangsur kembali berfungsi setelah pandemi Covid-19 membatasi jumlah jamaah yang ingin beribadah di masjid suci ini.


Seiring dengan terus meredanya pandemi, tampak jumlah jamaah di Masjid Nabawi dan juga Masjidil Haram di Kota Makkah terus bertambah. Namun terlihat otoritas Masjid Haramain tetap menerapkan protokol kesehatan ketat seperti pemakaian masker dan jaga jarak saat melaksanakan ibadah.


Fasilitas bagi jamaah pun terus disiapkan di antaranya adalah kebutuhan minum dalam drum dan dispenser yang dalam kondisi normal banyak tersedia di berbagai sudut masjid. Dalam drum dan dispenser ini, disediakan air zamzam segar secara gratis bagi jamaah baik zamzam dingin maupun biasa. Jamaah dapat menikmatinya sewaktu-waktu dengan gelas sekali pakai yang tersedia di sampingnya dan terus dikontrol ketersediaannya oleh para petugas.

 

 


"After Almost 2 years, the Zam-Zam drums have returned at Masjid An Nabawi (Setelah hampir dua tahun, Zamzam kembali lagi ke Masjid Nabawi)," begitu informasi yang dilansir dari akun Facebook pengelola Masjid Nabawi, Haramain, Selasa (14/9).

 

Pengelolaan air zamzam
Air zamzam merupakan minuman favorit bagi jamaah dari seluruh penjuru dunia. Banyak jamaah pada saat umrah maupun haji yang sengaja membawa botol atau galon saat ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi untuk diisi zamzam dan dibawa ke hotel. Bahkan, tidak sedikit jamaah Indonesia dan negara lainnya yang membawa air zamzam sebagai oleh-oleh saat pulang dari tanah suci.


Sumber air zamzam ini berada di sekitar Baitullah, Kabah. Setiap hari, tidak kurang 300 ton air Zam-zam didatangkan melalui tangka-tangki truk dari Makkah melalui jalur darat. Dilansir dari laman Kemenag, Director of Public Relation Nabawi, Abdul Wahid Al-Hetab menjelaskan bahwa setibanya di Madinah, sebagian dari air zamzam tersebut dilakukan proses pendinginan sehingga bisa diminum dalam kondisi dingin. Sebagian lainnya, dibiarkan apa adanya.


"Sehingga jamaah bisa memilih akan minum yang dingin atau tidak," ujarnya.

 

 


Sejak tahun 2010, pengemasan dan distribusi air zamzam dikelola oleh badan khusus, yaitu: King Abdullah ibn Abdul-Aziz Project for Zam-zam Water 1435H (KPZW), tempat pengemasan air Zam-zam. KPZW terletak di wilayah Kudai, Makkah, tepatnya sekitar 4 kilometer dari Masjidil Haram.


KPZW berdiri di atas lahan seluas 13.500m2. Selain gedung perkantoran seluas 752m2, area ini menjadi tempat pengemasan botol air Zam-zam, laboratorium, ruang kontrol, serta ruang pompa penyedot air zamzam dari Masjd Al Haram. Di dalamnya, terdapat ruang tangki yang dapat menampung air 10.000 meter kubik.

 
Pembangunan KPZW menelan biaya hingga SAR700 juta, dan sepenuhnya didanai oleh Raja Abdullah bin Abdul-Aziz. Tujuan dari proyek ini adalah untuk menyediakan layanan air zamzam yang bersih setelah melalui sterilisasi dan memenuhi permintaan air zamzam di dua kota haram yaitu Masjidil Haram Makkah dan Masjid Nabawi Madinah.

 

 


Dengan teknologi canggih, air zamzam di Haram disedot menggunakan pompa besar, melalui pipa baja stainlees berukuran 316 inches menuju KPZW. Setelah melalui tahap sterilisasi, air kemudian dikirim balik ke Masjidil Haram.


Selain Makkah, distribusi air zamzam juga sampai Madinah. Proses distribusinya melalui darat dengan menggunakan truk kontainer. Dalam satu hari ada 9 truk kontainer yang mengantar.


Dalam sehari, KPZW dapat menghasilkan 200 ribu galon kemasan 5 liter. Selain itu, ada persediaan 1,5 juta galon air zamzam di gudang berukuran 58 x 42 m dengan ketinggian 34 meter. Stok zamzam ini dimaksudkan sebagai antisipasi bila produksi di KPZW terganggu.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan

Â