Internasional

Ketika Adzan Berkumandang di Seluruh Penjuru Selandia Baru

Jum, 22 Maret 2019 | 06:30 WIB

Wellington, NU Online
Ribuan jamaah hadir untuk menunaikan shalat Jumat di lapangan Hagley Park, Kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (22/3) siang. Lapangan Hagley Park merupakan lokasi yang berseberangan dengan Masjid Al-Noor, salah satu masjid yang menjadi sasar aksi teror pekan lalu. 

Tidak hanya itu, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dan beberapa elit masyarakat Selandia Baru juga turut hadir dalam acara peringatan sepekan aksi teror tersebut.

"Kami hadir di sini turut bersimpati terhadap saudara Muslim kami. Ketika salah satu bagian tubuh kita terganggu, seluruh tubuh merasakan sakit. Selandia Baru turut berduka dengan kalian. Kita adalah satu," kata Ardern yang disambut gemuruh tepuk tangan sesaan sebelum adzan dikumandangkan, diberitakan RadioNZ, Jumat (22/3).

Ketika waktu menunjukkan pukul 13.30 waktu setempat, adzan shalat Jumat dikumandangkan di lapangan Hagley Park tersebut. Sebagai bentuk peringatan sepekan aksi teror, adzan shalat Jumat kali ini disiarkan stasiun TV dan radio nasional, TVNZ dan RNZ, secara langsung ke seluruh pelosok Selandia Baru.

Para jamaah dan yang hadir mengheningkan cipta untuk mengenang para korban aksi teror selama dua menit setelah adzan yang pertama selesai dikumandangkan. Selepas itu, adzan yang kedua baru dikumandangkan sebelum khatib menyampaikan khutbahnya.

Pada kesempatan itu, Imam Masjid Al-Noor Gamal Fouda bertugas sebagai khatib. Di dalam khutbahnya, Fouda mengatakan kalau aksi terorisme yang terjadi pekan lalu itu telah menghancurkan hati umat Islam dan warga Selandia Baru secara umum.

“Hati kita hancur namun kita tidak hancur. Kita hidup. Kita bersatu, kita bertekad tak membiarkan siapapun memecah belah kita," kata Fouda yang merupakan korban selamat dari aksi teror, dikutip laman abc.net.au, Jumat (22/3).

Fouda menyampaikan terimakasih kepada Perdana Menteri dan seluruh warga Selandia Baru atas semua penghormatan, simpati, dan kepeduliannya terhadap umat Islam setelah kejadian berdarah itu. Sebagaimana diketahui, usai aksi teror yang menewaskan 50 orang dan melukai 50 lainnya itu, masyarakat Selandia Baru berbondong-bondong datang ke masjid untuk memberikan aksi solidaritas. Ada dari mereka yang memberikan bunga, mempersembahkan tarian haka sebagai bentuk penghormatan dan pemberian bantuan moril.

Sementara masyarakat Selandia Baru yang hadir dan tidak melaksanakan shalat Jumat membentuk barisan ‘rantai manusia’ untuk menjaga umat Islam yang tengah melaksanakan shalat Jumat. Shalat Jumat di Hagley Park dilaksanakan tepat pada pukul 14.00. 

“Kami turut merasakan penderitaan yang mereka alami," kata salah seorang warga Christchurch Lan Shepherd yang datang ke shalat Jumat tersebut. 

Bukan hanya di Selandia Baru, adzan dan khutbah shalat Jumat dari Christchurch juga berkumandang di Australia setelah sejumlah stasiun TV di Australia menyiarkannya. Bahkan, tampilan surat kabar setempat, The Press, bertuliskan satu kata dalam bahasa Arab, Salaam, yang bermakna damai. Di sampul bagian bawah dituliskan nama-nama korban aksi teror di dua masjid di wilayah Christchurch. 

Masyarakat di beberapa kota lainnya seperti Nelson, Auckland, dan Wellington secara bersamaan juga menggelar acara berkabung di tempatnya masing-masing.

Pada Jumat (15/3) lalu, Brenton Tarrant, seorang anti-imigran dan pendukung 'aliran' supremasi kulit putih melakukan penembakan massal di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood di Christchurch. Kejadian itu menyebabkan 50 orang meninggal dan 50 lainnya mengalami luka-luka. (Red: Muchlishon)