Wellington, NU Online
Jumlah korban meninggal dalam insiden penembakan massal di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat (15/3) siang, bertambah menjadi 50 orang, dari sebelumnya 49 orang. Kepastian tambahan satu korban meninggal tersebut setelah pihak kepolisian mengevakuasi jenazah di kawasan selatan kota Christchurch.Â
“Kami telah dapat memindahkan seluruh korban dari kedua lokasi kejadian dan dari situ kami dapat menemukan korban lain," kata Komisioner Kepolisian Selandia Baru Mike Bush, Ahad (17/3), seperti dilansir laman The Independent.Â
Bush menambahkan, jumlah korban luka akibat insiden berdarah itu juga mencapai 50 orang dengan 36 diantaranya masih dirawat di rumah sakit Christchurch dan 11 lainnya dalam kondisi kritis.
“Saya juga ingin menyampaikan jumlah korban luka juga mencapai 50 orang," ucapnya.
Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa korban luka termuda adalah seorang anak berusia dua tahun. Selain itu, korban luka anak-anak diantaranya adalah dua orang anak berusia tiga dan empat tahun, serta seorang remaja berusia 14 tahun.
Pada saat shalat Jumat, Jumat (15/3) kemarin, seorang ekstremis sayap kanan Brenton Tarrant (28) melakukan aksi penembakan massal di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood di wilayah Christchurch, Selandia Baru. Sekitar setengah jam setelah melakukan aksi brutalnya itu, Tarrant langsung berhasil ditahan otoritas polisi setempat. Pada Sabtu (16/3) kemarin, Tarrant sudah diadili di pengadilan. Dia dijerat dakwaan pembunuhan. Pada 5 April mendatang dia akan menjalani sidang yang kedua.Â
Selain Tarrant, polisi setempat juga menahan dua terduga pelaku lainnya. Keduanya ditangkap saat serangan berlangsung karena membawa senjata api di dalam mobilnya. Salah satu dari keduanya akan muncul di persidangan pada Senin (18/3) besok. Dia diduga terlibat dalam serangan berdarah itu. Meski demikian, dia membantah terlibat dalam aksi itu.
“Sampai sejauh ini, hanya ada satu orang (Tarrant) yang didakwa terkait serangan itu," kata Bush, dikutip AFP. (Red: Muchlishon)