Amsterdam, NU Online
Bertepatan dengan 1 tahun Deklarasi Piagam Den Haag oleh PCINU Belanda bersama para duta Besar dan tokoh lintas Agama di Eropa pada Maret 2017 lalu, PCINU Belanda bekerja sama dengan PCINU Belgia, PCINU Jerman, KBRI Den Haag, dan KJRI Hamburg menggelar safari budaya Islam Nusantara di Eropa.
Menurut Ketua PCINU Belanda Ibnu Fikri, untuk memperkuat pesan damai Islam Nusantara di Eropa, PCINU Belanda mengundang Ki Ageng Ganjur di bawah pimpinan Zastrouw Al-Ngatawi untuk melakukan safari dakwah dengan medium seni dan budaya.
Rangkaian safari budaya dimulai di Brussel Belgia, kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film dan diskusi tentang Tan Malaka dan KH Hasyim Asy’ari di Universiteit van Amsterdam Belanda.
“Setelah itu safari dakwah di Hamburg, Jerman kemudian ditutup dengan penampilan di KBRI Den Haag,” jelas Fikri lewat keterangan tertulisnya kepada NU Online, Ahad (1/4).
Menurut Katib Syuriah PCINU Belanda M. Latif Fauzi pesan Piagam Den Haag harus terus digelorakan di tengah makin terpolarisasinya masyarakat dunia akibat menguatnya gelombang populisme kanan di berbagai belahan dunia.
“Kegiatan safari budaya ini merupakan ikhtiar untuk terus merawat, memupuk dan menumbuh-kembangkan Islam Nusantara agar terus responsif di tengah perubahan global yang menimbulkan dampak ketimpangan sosial dan krisis identitas dewasa ini,” ucap Fauzi.
Rangkaian safari dakwah coba dikemas sevariatif mungkin. Menurut Fikri lagi, untuk menjaring anak muda yang sedang studi di Belanda misalnya, PCINU Belanda bekerja sama dengan PPI Belanda dan PPI Amsterdam.
Kegiatan juga didukung Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda menggelar pemutaran film tentang Tan Malaka dan KH Hasyim Asy’ari di Universiteit Van Amsterdam Belanda pada Sabtu 31 Maret 2018.
Acara yang menghadirkan Harry Poeze (Peneliti Sejarah di KITLV Belanda), Aminuddin TH Siregar (Ketua Lesbumi PCINU Belanda), Syahril Siddik (Kandidat doktor di bidang Islam dan Media, Universitas Leiden) dan Zastrouw Al Ngatawi (Penggiat budaya Islam Nusantara dan pimpinan Ki Ageng Ganjur) sebagai nara sumber ini berlangsung cukup meriah.
Dengan diiringi pertunjukan musik dari Ki Ageng Ganjur pemutaran dua film ini cukup menarik perhatian masyarakat di Belanda.
Kolaborasi gamelan dengan alat musik modern yang menghadirkan ragam genre musik mulai dari selawat, pop, rock hingga dangdut membuat susana menjadi lebih hangat. Tak kurang Dekan Fakultas Teologi Vrije Universiteit menyambut baik acara ini.
Duta Besar I Gusti Wesaka Puja pun memuji acara ini sebagai sebuah kegiatan penting karena menyajikan perpaduan religi dan musik. Musik, menurutnya, merupakan media tepat, yang dapat mempersatukan perbedaan dalam suasana kebatinan yang sama untuk membangun sinergi.
Sekjen PPI Belanda, Yance Arizona menyambut baik acara ini dan menyebut bahwa acara ini merupakan upaya untuk menelusuri kembali akar-akar progresitas dan semangat kebangsaan pada dua founding fathers Republik yaitu Tan Malaka dan Hadratusysyekh Hasyim Asy’ari.
Yance lebih jauh menambahkan bahwa diaspora Indonesia di Belanda perlu terus merawat dan mengimplementasikan apa yang dirintis oleh kedua tokoh tersebut dalam konteks kekinian. (Red: Fathoni)