Internasional

Lebaran di Turki, Mulai Mudik, Ziarah, hingga Permen

Jum, 6 Mei 2022 | 09:00 WIB

Lebaran di Turki, Mulai Mudik, Ziarah, hingga Permen

Lebaran di Turki, Mulai Mudik, Ziarah, hingga Permen. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online 
Tak berbeda dengan di Indonesia, perayaan lebaran atau hari raya Idul Fitri di Turki juga diramaikan dengan mudik. Banyak warga urban yang pulang ke kampung halaman masing-masing guna merayakan Ramazan Bayramı, sebutan lebaran di Turki, bersama sanak famili. 


"Biasanya pada saat menjelang lebaran, masyarakat berbondong-bondong kembali ke kampung halaman," ujar Ahmad Munji, Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki, kepada NU Online pada Kamis (5/5/2022). 


Tak pelak, hal tersebut sedikit membuat jalanan macet. Karenanya, menjelang lebaran, jalanan yang masuk dan keluar kota menjadi padat oleh kendaraan yang lalu-lalang mengantarkan warga yang pulang ke kampungnya.


Berkunjung ke tempat saudara untuk bayramlaşma ada di hari pertama, kedua, dan ketiga lebaran. Karenanya, mereka mudik di hari-hari tersebut. 


Adapun ziarah ke makam orang-orang mulia sendiri, masyarakat di sana biasanya melakukannya menjelang lebaran tiba. Hal demikian juga dilakukan oleh PCINU Turki pada Sabtu (30/4/2022). 


"Ziarah ke makam wali, ulama, atau nabi dilakukan menjelang lebaran. Biasanya makam-makam itu akan ramai padat. Itu juga kita saksikan misalnya hari Sabtu kemarin di makam Aziz Mahmud Hudayı (dipercaya sebagai waliyullah) dan Nabi Yusa," jelas Munji. 


Meskipun tidak lama, yakni selama tiga hari, kandidat doktor bidang Tasawuf dari Universitas Marmara itu menyebut bahwa Ramazan Bayramı juga jadi libur nasional.


Bedanya dengan Indonesia, lanjutnya, di Turki tidak ada tradisi maaf-maafan, tetapi hanya ada ucapan selamat, Hayırlı bayramlar (selamat hari raya).


Selain itu, di Turki juga tidak ada makanan yang khas disajikan pada hari lebaran. Hanya saja, masyarakat di sana biasanya membagikan permen untuk anak-anak.


"Makanan wajib tidak ada, tetapi ada yang identik dengan bayram yaitu permen, khususnya untuk anak," terang Munji. 


Malam takbir juga tidak ada di Turki. Takbiran justru dilakukan selepas shalat fardu di hari lebarannya. "Tidak ada takbiran di Turki, kecuali setelah shalat fardu hari pertama lebaran. Bahkan, malam lebaran juga tidak ada," katanya. 


Sementara itu, masyarakat Indonesia di Turki biasanya merayakan lebaran di kantor perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) ataupun Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI).


Di sana, mereka bisa menyantap makanan lebaran khas Indonesia seperti opor, gulai, ketupat, dan lainnya. Namun sayangnya, semenjak pandemi Covid-19 melanda, acara-acara semacam itu belum diadakan kembali. "Ada, tapi undangan terbatas," pungkasnya. 


Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin