Internasional

Ledakan Masjid di Afghanistan Bunuh 63 Orang, Lukai Ratusan Lainnya

Sab, 19 Oktober 2019 | 12:00 WIB

Ledakan Masjid di Afghanistan Bunuh 63 Orang, Lukai Ratusan Lainnya

Salah satu korban luka akibat ledakan dahsyat di masjid di kawasan Jawdara, Distrik Haska Mina, sekitar 50 kilometer dari ibu kota Provinsi Nangarhar, Jalalabad. (Foto: Reuters/Parwiz)

Kabul, NU Online

Sebuah ledakan dahsyat terjadi di sebuah masjid di bagian timur Afghanistan pada Jumat (18/10) menewaskan setidaknya 62 orang. Insiden yang terjadi pada saat Shalat Jumat itu juga menyebabkan lebih dari 100 orang lainnya terluka.

 

Kejadian itu tepatnya menerpa sebuah masjid di kawasan Jawdara, distrik Haska Mina, sekitar 50 kilometer dari ibu kota Provinsi Nangarhar, Jalalabad. Insiden berdarah ini terjadi sehari setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bahwa kekerasan di Afghanistan telah mencapai level yang tidak dapat diterima.

 

Juru bicara Provinsi Nangarhar, Attaullah Khogyani, menjelaskan bahwa ledakan di masjid di wilayahnya itu merupakan serangan yang paling mematikan kedua tahun ini. Disebutkan, ledakan itu terjadi akibat bahan peledak yang sudah ditanam di dalam masjid.

 

Kelompok ekstrem Afghanistan, Taliban, membantah terlibat dalam serangan tersebut. Berbeda dengan keterangan Khogyani, Taliban menduga ledakan tersebut berasal dari serangan mortir yang menyasar masjid.

 

Diberitakan AFP, Sabtu (19/10), Taliban mengutuk keras serangan di masjid tersebut dan menyebutnya sebagai ‘kejahatan besar.’ Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung atas insiden berdarah tersebut. Namun demikian, Taliban dan ISIS diketahui aktif beroperasi di beberapa wilayah Nagharhar, terutama yang dekat perbatasan dengan Pakistan di sebelah timur.

 

Seorang saksi mata Omar Ghorzang, mengatakan, atap masjid runtuh setelah terjadi ledakan. Ia menyebut, ada sekitar 350 jamaah di dalam masjid yang sedang menjalankan Shalat Jumat ketika ledakan terjadi.

 

Sekretraris Jenderal PBB, Antonio Guterres, melalui juru bicaranya, menyebut, ada anak-anak juga yang menjadi korban luka dalam ledakan tersebut. Ia meminta agar pihak-pihak yang terkait dalam ledakan itu mempertanggungjawabkan perbuatannya.

 

Sebelumnya PBB merilis data tentang jumlah warga sipil yang tewas atau terluka akibat konflik di Afghanistan. PBB menyebut, sejak 1 Juli hingga 30 September 2019 angka korban akibat konflik di Afghanistan mencapai ‘angka yang belum pernah terjadi sebelumnya.’ Dilaporkan, dalam kurun waktu tersebut ada sekitar 1.174 korban meninggal dan 3.139 korban luka. Elemen-elemen anti-pemerintah Afghanistan seperti Taliban diduga menjadi penyebab angka korban mengalami lonjakan.

 

Pewarta: Muchlishon

Editor: Aryudi AR