Internasional

Lima Masjid di Inggris Dirusak Orang Tidak Dikenal

NU Online  ·  Jumat, 22 Maret 2019 | 09:00 WIB

Lima Masjid di Inggris Dirusak Orang Tidak Dikenal

Foto: Aaron Chown/Press Association

Birmingham, NU Online
Lima masjid di kota Birmingham, Inggris, diserang oleh orang tidak dikenal pada Kamis dini hari (21/3) waktu setempat. Dilaporkan aksi pengrusakan itu dilakukan seorang pria dengan menggunakan palu godam secara beruntun.

Kepolisian West Midlands, yang membawahi Birmingjam dan sekitarnya, pertama kali menerima laporan bahwa seorang laki-laki merusak jendela sebuah masjid di Birchfield Road pada pukul 02.30 waktu setempat. Pihak kepolisian menerima laporan kedua 45 setelahnya menyusul kejadian yang sama terjadi di masjid yang berlokasi di Slade Road, Erdington. Setelah itu, pelaku juga merusak masjid di Aston, Perry Bar, dan Albert Road. 

Sebagaimana dikutip lama BBC, Jumat (22/3), Seorang juru bicara Witton Islamic Centre di Witton Road, Aston, mengatakan, dari kamera pengawasa masjid terlihat bahwa ada seorang laki-laki yang menghancurkan masjid pada pukul 01.30 waktu Inggris.

“Semua jendela depan, sekitar enam jendela, dihancurkan," katanya.

Dewan Masjid Birmingham mengaku sangat terkejut dengan penyerangan sejumlah masjid. Menurutnya, masjid-masjid di Birmingham adalah sumber perdamaian, sumber ketenangan, dan tempat beribadah.

Kepala Kepolisian West Midlands Dave Thompson mengatakan, pihaknya belum mengetahui apa motif pelaku menyerang lima masjid tersebut. “Apa yang dapat saya katakan adalah kepolisian bersama Unit Antiteror berkerja bersama untuk memburu siapa pun yang bertanggung jawab," katanya.

Thompson menyebut, berusaha untuk menjaga rumah ibadah secara maksimal, terlebih setelah aksi teror di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3) lalu.

“Personel polisi dan staf Kepolsian West Midlands telah menjalin kerja sama erat dengan mitra-mitra kami di wilayah ini untuk memberikan jaminan dan dukungan di masjid, gereja dan tempat beribah lainnya," tegasnya.

Melalui akun Twitternya, Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid menyebut kalau pengrusakan sejumlah masjid di Birmingham itu ‘sangat mengkhawatirkan dan menyedihkan’. “Perilaku kebencian sama sekali tidak memiliki tempat di masyarakat kita dan tidak akan pernah diterima,” tulisnya.

Penyerangan sejumlah masjid di Birmingham ini terjadi sepekan setelah aksi teror di dua masjid Christchurch, Selandia Baru. Insiden berdarah itu menyebabkan 50 orang meninggal dunia dan 50 sisanya mengalami luka-luka. Brenton Tarrant, pelakunya, adalah seorang anti-imigran dan penganut ideologi supremasi kulit putih.

Yayasan Hope Not Hate melakukan jajak pendapat soal Islam di Inggris. Hasilnya, sepertiga warga Inggris melihat Islam sebagai umumnya ancaman bagi hidup orang Inggris.

Birmingham adalah salah satu kota terbesar di Inggris dan rumah bagi salah satu komunitas Muslim terbesarnya. Dimana lebih dari satu dari lima orang di sana telah menyatakan bahwa Islam sebagai agama mereka.

Menurut sensus nasional terbaru yang dilakukan pada 2011, jumlah umat Islam di Inggris adalah empat persen dari total populasi. Populasi Muslim yang terus meningkat telah menjadi subjek meningkatnya jumlah kejahatan rasial, menurut statistik Home Office. Sebagaimana dikutip The New York Times, Kamis (21/3), pada 2015-2016, Home Office mencatat ada 62.518 pelanggaran terhadap Muslim. Jumlah tersebut meningkat pada 2016-2017, dimana terjadi 80.393 pelanggaran terhadap Muslim. (Red: Muchlishon)