Internasional

Makin Bebas, Saudi Pastikan Kesakralan Makkah dan Madinah Tetap Terjaga

Sab, 26 Februari 2022 | 11:00 WIB

Makin Bebas, Saudi Pastikan Kesakralan Makkah dan Madinah Tetap Terjaga

Ilustrasi: Masjid Nabawi di Kota Madinah. (Foto: Saudi Press Agency)

Jakarta, NU Online

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah komando Putra Mahkota Mohamed bin Salman kini semakin bebas dan terbuka dalam menyerap kebiasaan dan budaya-budaya dari luar. Sebelumnya, Arab Saudi dikenal ketat dalam menerapkan syariat Islam.


Selain membuka peran-peran perempuan di ruang publik bahkan menjadi tentara militer, Arab Saudi beberapa tahun terakhir mengizinkan perayaan hari-hari besar seperti Natal, Tahun Baru, Valentine, dan perayaan tahun baru imlek.


Sebelumnya, Arab Saudi juga tidak menerapkan sekat-sekat yang membatasi perempuan dan laki-laki di pusat-pusat perbelanjaan. Selain itu, Saudi juga sudah tidak lagi melarang para pelancong untuk untuk membawa perempuan yang bukan mahramnya.


Kemudian, Arab Saudi juga tidak lagi melarang laki-laki dan perempuan bersama di pantai dengan mengenakan pakaian mini.


Pemerintah Arab Saudi juga melakukan amendemen peraturan kesopanan di ruang publik yang tidak lagi ketat. Para pria kini boleh memakai celana pendek kecuali di masjid dan kantor pemerintah.


Kebijakan yang semakin bebas dan terbuka itu tidak membuat Arab Saudi lalu mengabaikan kesakralan dua Kota Suci Makkah dan Madinah.


Dalam kegiatan jumpa persnya Rabu lalu, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Syekh Essam bin Abed At-Taqafi menegaskan bahwa pemerintah akan tetap menjaga kesakralan Makkah dan Madinah.


"Perayaan-perayaan tahun baru masehi dan lain sebagainya, itu dipastikan dirayakan di luar Kota Suci, Makkah dan Madinah," tegas Syekh Essam dikutip CNN Indonesia.


Ia seraya menegaskan perubahan besar Saudi yang semakin terbuka tetap tak akan berlaku di dua kota yang disakralkan umat Islam seluruh dunia.


"Kedua Kota Suci ini akan tetap dijaga kesakralannya. Sebagai bentuk menjaga kesucian masjid di Mekah (Masjdil Haram) dan Madinah (Masjid Nabawi)," ia menambahkan.


Syekh Essam menjelaskan, pengaruh dari luar tidak dapat ditolak. Menurutnya, hal itu sebuah keniscayaan karena Saudi merupakan bagian dari dunia yang terus mengalami perubahan karena pengaruh dari luar. 


"Perayaan-perayaan tersebut adalah bagian dari budaya dunia. Saudi pun bagian dari dunia sehingga tidak bisa mencegah," kata Syekh Essam.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muhammad Faizin