Internasional

Masjid Banhaw, Benteng Islam Tengah Kota Chiang Mai

Sen, 20 Juni 2016 | 11:05 WIB

Chiang Mai, NU Online
Salah satu masjid terbesar dan tertua di kota Chiang Mai, Thailand adalah masjid Hidayatul Islam. Masjid itu biasa disebut Banhaw. Masjid ini letaknya sangat strategis karena berada tepat di belakang Chiang Mai Night Market, sebuah kawasan yang terdiri dari ruko dan kios yang menjual aneka barang mulai dari baju hingga makanan.

“Dilihat dari segi bangunan, jamaah, dan usianya, masjid ini merupakan masjid terbesar di Chiang Mai. Pada bulan Desember nanti akan ada perayaan seratus tahun masjid,” kata Songchai Wong, salah satu jamaah masjid Banhaw, saat ditemui NU Online di halaman masjid Banhaw, Sabtu (18/6).

Menurut dia, 80 persen jamaah masjid Banhaw adalah orang Cina dan sisanya adalah orang Thailand, India, Pakistan, Burma, Bangladesh, dan lainnya. Maka tidak mengherankan jika arsitek masjidnya memiliki nuansa Cina yang begitu kental. Bahkan papan nama masjid juga menggunakan huruf Cina.  

Sebagaimana cerita yang tersebar, imbuh Songchai, masjid ini dibangun oleh komunitas muslim Cina yang menetap di Chiang Mai. Konon, nama Banhaw ini berasal dari seorang muslim Yunan yang bernama Li Chiang. Ia datang ke Chiang Mai untuk berdagang.  “Makna dari Banhaw adalah orang Cina muslim,” jelasnya.

Songchai menuturkan, masjid Banhaw tidak memiliki kegiatan yang padat sebagaimana masjid-masjid yang ada di Indonesia saat Ramadlan. Di antara kegiatan masjid Banhaw adalah salat lima waktu, buka puasa bersama, dan membaca Al-Quran setalah berbuka sampai shalat Isya.

“Hal tersebut karena kita minoritas, bekerja saat pagi hari, dan istirahat saat siang hari,” ungkap laki-laki yang lancar berbahasa Inggris tersebut.  

Dinner di Masjid Banhaw
Puluhan meja bundar dan ratusan kursi terlihat tertata rapih di depan masjid Banhaw. Pengurus masjid menata meja dan kursi tersebut sejak pukul delapan pagi. Satu meja untuk delapan kursi.

Sementara pengurus masjid yang lainnya mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa pada sore harinya. Juga sejak pukul delapan pagi.

Mereka mempersiapkan tempat dan makanan untuk berbuka puasa atau biasa disebut dinner sejak pagi hari. Hal tersebut dikarenakan ada ratusan orang yang ikut dinner di masjid Banhaw ini.  

Menjelang Magrib, ratusan orang jamaah memadati masjid Banhaw. Barisan shaf masjid penuh dengan jamaah. Dan setelah menunaikan salat Magrib, mereka mengambil kursi masing-masing dan menyantap makanan yang telah disediakan.

“Saat Ramadlan kita ada agenda dinner time atau buka puasa bersama yang diikuti oleh ratusan orang,” tutur salah satu pengurus masjid Banhaw, Pantewee Mapai Roje.

Selain buka puasa bersama, lanjut Pantewee, masjid Banhaw juga akan mengadakan sahur bersama.m“Kita juga akan menyediakan makanan untuk sahur pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan,” tukasnya.

Di depan masjid Banhaw terdapat gedung lima lantai. Gedung tersebut digunakan untuk ruang pertemuan dan pelatihan, kios-kios, dan sekolah Islam. Sebagaimana pesantren, ada tiga puluh orang yang tinggal dan belajar agama di sekolah Islam tersebut. Pada bulan Desember nanti, masjid Banhaw genap berusia seratus tahun.

Adapun pesentase umat Islam di Thailand adalah lima persen, sementara di Chiang Mai hanya sekitar satu persen. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)