Internasional

Masjid di Jerman Dijaga Ketat Usai Serangan Rasis di Hanau

Sab, 22 Februari 2020 | 11:00 WIB

Masjid di Jerman Dijaga Ketat Usai Serangan Rasis di Hanau

Masjid terbesar di Jerman, Masjid Cologne, di negara bagian Rhine Utara-Westphalia. (Foto: AP Photo/Meissner via DW)

Berlin, NU Online
Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer mengatakan, otoritas Jerman akan menjaga ketat masjid dan organisasi migran menyusul penyerangan rasis di Hanau pada Rabu lalu. Menurutnya, serangan di Hanau merupakan serangan teror karena rasisme yang dilakukan gerakan sayap kanan ekstrem.

“Apa yang terjadi di Hanau sangat jelas adalah serangan teror yang dimotivasi rasisme,” katanya, dinukil dari laman kantor berita Anadolu, Jumat (21/2). 

Bagi Seehofer, kelompok sayap kanan merupakan ancaman sangat serius bagi demokrasi di Jerman. Atas serangan itu, pihak polisi Jerman juga akan menjaga ketat ‘fasilitas sensitif’ lainnya seperti stasiun kereta, bandara, dan daerah perbatasan. Dia menyebut, pemerintah dan polisi federal telah menyetujui upaya peningkatan keamanan ke sejumlah titik tersebut.

Komisaris Integrasi Pemerintah Jerman, Annette Widmann-Mauz, menyerukan agar negara lebih banyak melakukan aksi untuk melawan islamofobia. Menurutnya, Muslim, Yahudi, dan kelompok imigran lainnya merasa semakin terancam di Jerman. Karena itu, dia mengusulkan agar dibentuk komisi ahli dan kontak darurat untuk siapa pun yang merasa terancam. 

“Kita tidak bisa menunggu serangan selanjutnya,” katanya, diberitakan DW.

Zekeriya Altug, juru bicara Komunitas Islam Turki untuk Urusan Agama (DITIB) yang berbasis di Cologne, mendukung usulan Annette terkait pembentukan komisi ahli dan kontak darurat tersebut. Dia juga mengusulkan agar islamofobia menjadi salah satu topik yang dibahas dalam  Konferensi Islam Jerman.

Untuk diketahui, pada Rabu (19/2) lalu, seorang ekstremis sayap kanan (43) bernama Tobias R menyerang dua kafe di Kota Hanau. Insiden itu menewaskan sembilan orang dengan latar belakang imigran dan enam lainnya terluka. Menurut otoritas Turki, lima orang berkebangsaan Turki meninggal dalam serangan itu. 
 
Ini menjadi serangan teroris besar ketiga yang dilancarkan ekstremis sayap kanan dalam beberapa bulan terakhir. Dalam beberapa tahun terakhir, dilaporkan telah terjadi peningkatan islamofobia dan rasisme di Jerman. Propaganda kelompok neo-Nazi dan sayap kanan diduga menjadi penyebabnya.

Jerman memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat, setelah Perancis. Dari 80 juta penduduk Jerman, 4,7 juta di antaranya adalah Muslim, di mana 3 jutanya berasal dari Turki.

Pewarta: Muchlishon
Editor: Alhafiz Kurniawan