Internasional

Mesir Larang Bukber hingga Iktikaf Ramadhan untuk Cegah Covid-19

Kam, 9 April 2020 | 11:00 WIB

Mesir Larang Bukber hingga Iktikaf Ramadhan untuk Cegah Covid-19

Sesuai rekomendasi para ahli untuk mencegah penularan virus corona, Kementerian Wakaf Mesir akan melarang semua aktivitas keagamaan yang menarik banyak orang seperti buka bersama, shalat Tawarih, dan kegiatan sosial bersama. (ilustrasi: shutterstock)

Kairo, NU Online
Pemerintah Mesir akan melarang kegiatan-kegiatan keagamaan yang melibatkan banyak orang selama bulan suci Ramadhan nanti. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19). Demikian pernyataan Pemerintah Mesir pada Selasa (7/4), sebagaimana diberitakan Arab News. 

Selama Ramadhan, biasanya umat Islam mengadakan buka bersama dengan keluarga atau teman-teman. Lalu mereka pergi ke masjid untuk shalat Tarawih dan kemudian menghabiskan waktu bersama dengan kerabatnya. 

Namun sesuai dengan rekomendasi para ahli untuk mencegah penularan virus corona, Kementerian Wakaf Mesir akan melarang semua aktivitas keagamaan yang menarik banyak orang seperti buka bersama, shalat Tawarih, dan juga kegiatan sosial bersama. Biasanya, Muslim Mesir menggelar buka puasa bersama dengan orang-orang miskin.

Tidak hanya itu, Kementerian Wakaf juga akan melarang kegiatan iktikaf di masjid pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Sebagaimana diketahui, umat Muslim di seluruh dunia biasanya iktikaf di masjid pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan untuk menjemput lailatul qadar (malam kemuliaan). 

Menteri Wakaf Mesir Muhammad Mukhtar Jumaa mengatakan, masjid-masjid di Negeri Piramida itu juga tidak akan dibuka selama Ramadhan, kecuai jika tidak ada lagi kasus virus corona. Untuk diketahui, otoritas Mesir telah menutup masjid dan gereja sejak 21 Maret lalu dan hingga kini belum dibuka kembali.

Ramadhan tahun ini diperkirakan akan jatuh pada Jumat 24 April mendatang jika hilal terlihat. Sama seperti Indonesia, Mesir juga menggunakan metode rukyatul hilal untuk menentukan awal bulan Hijriyah. 

Sebelumnya, Pemerintah Mesir telah menerapkan jam malam mulai dari pukul tujuh malam hingga enam pagi untuk menangkap penularan corona. Semua pusat perbelanjaan, toko, kafe, dan restauran harus sudah tutup pada pukul lima sore dan tutup total pada Kamis dan Jumat. 

Selain itu, Mesir juga sudah meliburkan aktivitas belajar mengajar di sekolah dan universitas, menghentikan sejumlah penerbangan, dan mendesak sektor publik untuk mengurangi jumlah karyawan yang kerja di kantor. Selama penutupan itu, sekolah, hotel, dan lainnya itu disterilisasi.

Bulan lalum Kementerian Wakaf Mesir juga membatalkan perayaan Isra Mi’raj—yang biasanya diselenggarakan setiap tahun, karena kekhawatiran dengan penyebaran virus corona.

Merujuk data Worldometers, sampai saat ini ada 1.560 kasus virus corona di Mesir, di mana 305 berhasil pulih dan 103 meninggal.
 

Pewarta: Muchlishon Rochmat
Editor: Kendi Setiawan