Internasional

Mukaab Disebut Mirip Ka’bah, Gus Nadir: Terlalu Lebay

Rab, 22 Februari 2023 | 17:39 WIB

Mukaab Disebut Mirip Ka’bah, Gus Nadir: Terlalu Lebay

Foto ilustrasi Mukaab dan Gus Nadir. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Pembangunan gedung raksasa berbentuk kubus dengan nama Mukaab ramai diperbincangkan di lini masa lantaran dinilai menyerupai situs tersuci umat Islam, Ka’bah. Proyek ambisius yang dipimpin langsung Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) ini menuai pro dan kontra dari warganet. Selain dianggap terlalu canggih dan sulit diwujudkan, bentuk bangunan Mukaab yang menyerupai Ka’bah juga menuai kritikan.


Penilaian dan opini warganet ini tak terlepas dari sorotan Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia-Selandia Baru, Profesor Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir.


“Terlalu lebay kalau ada yang beranggapan demikian, hanya karena bentuknya kubus seperti Ka’bah,” ungkap Gus Nadir kepada NU Online, Rabu (22/2/2023).


Dari segi ukuran bangunan, Ia mengatakan Mukaab jelas lebih luas dan lebih tinggi (400 meter) dengan kapasitas yang disebut bisa memuat 20 gedung pencakar langit itu. Mukaab juga nantinya bakal jadi ikon pariwisata dan bisnis di Arab Saudi, untuk bersaing dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar.


“Mukaab dibangun dengan niat seperti itu. Bukan niat ibadah atau menyaingi Ka’bah. Jadi nggak ada hubungannya seolah mau bikin Ka’bah kedua. Jauh banget lah, tuduhannya,” papar Dosen Senior Monash University Australia tersebut.


Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Arab memang tengah berlomba membangun gedung termegah dan tertinggi di muka bumi. Hal ini jelas dari pembangunan Abraj al-Bait (Makkah Tower) yang dibangun di depan Masjidil Haram dan menjadi bangunan tertinggi nomor 3 di dunia dan jam terbesar di dunia.


“Lihat pula Burj Khalifa di Dubai yang menjadi gedung tertinggi di dunia. Megah!” tutur putra Prof KH Ibrahim Hosen itu.


Arab Saudi, sambungnya, tengah berambisi untuk menggenjot pemasukan melalui sektor pariwisata tidak hanya bersumber dari haji dan umrah semata.


“Arab Saudi merasa mereka nggak bisa lagi cuma mengandalkan haji atau umrah dan wisata spiritual. Mereka hendak menarik turis dan pebisnis yang selama ini lebih memilih pelesiran ke UAE atau Qatar,” ungkapnya.


“Seperti Indonesia yang punya Monas, UAE yang punya Burj al-Khalifa, India yang punya Taj Mahal, atau Amerika yang punya Patung Liberty. Saudi juga mau bikin ikon untuk pariwisata dan bisnis,” tutupnya.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin