Internasional

Muslim di Islandia Hanya Punya Waktu 2 Jam untuk Berbuka, Tarawih, dan Sahur

Sab, 2 Juni 2018 | 08:35 WIB

Muslim di Islandia Hanya Punya Waktu 2 Jam untuk Berbuka, Tarawih, dan Sahur

Islandia (Foto: Getty Images)

Reykjavik, NU Online
Muslim di Islandia harus menjalani puasa Ramadan selama 22 jam sehari. Ini artinya, Muslim di negara yang hanya berpenduduk sekitar 334 ribu jiwa itu punya waktu hanya sekitar dua jam untuk berbuka, shalat tarawih, dan makan sahur. Karena di Islandia, fajar mulai terbit pukul 04.00 dan matahari terbenam sekitar pukul 23.00.

Ibadah puasa dijalankan mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Di Indonesia, puasa dijalankan selama kurang lebih 13 jam. Namun di wilayah lingkaran Arktik atau Kutub Utara, waktu puasa bisa jauh lebih panjang, terutama bila berlangsung di musim panas.

Salah satu negara yang memiliki rentang waktu puasa terpanjang adalah Islandia -di mana umat Muslim harus berpantang dari lapar, haus dan segala hal yang bisa membatalkan puasa- hingga 22 jam.

Sulaman, pria asal Pakistan yang pindah ke Islandia lima tahun lalu, adalah salah seorang yang menjalani puasa selama 22 jam itu. "Dalam Islam, Anda berpuasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, jadi saya berpuasa selama hampir 22 jam," katanya dikutip NU Online, Sabtu (2/6) dari bbc.com.

Dia menyebut berpuasa nyaris seharian bukanlah hal yang berat untuk dijalani. "Iman yang membuat saya bisa menjalani ini. Jika Anda yakin, semua akan mudah dan lama-kelamaan tubuh Anda akan terbiasa karena itu sudah menjadi rutinitas," ucap Sulaiman.

Di sisi lain, istri Sulaiman, Zara, tidak berpuasa di Ramadan tahun ini. Zara tengah mengandung. Namun, Zara akan tetap bangun saat fajar untuk membantu suaminya menyiapkan sahur. Sulaiman makan sahur pada pukul 02.00.

Umumnya dia menyantap yoghurt dan buah sebagai menu sahur sehari-hari. Setelah menjalankan salat Subuh, Sulaman tidur selama lima jam sebelum bangun dan bersiap berangkat kerja. Dia mengatakan tetap bekerja seperti biasa dan tidak meminta keringanan karena berpuasa.

Yaman, pemilik restoran kebab di Reykjavik, menyatakan hal serupa. Iman dan ketakwaan membuatnya mampu menjalani puasa panjang tanpa mengeluh. "Memang tidak mudah, tapi jika Anda sudah meyakini sesuatu, Anda akan tetap menjalaninya," ujar dia.

Adapun saat waktu berbuka puasa tiba, Yaman dan sekelompok umat Muslim lainnya lebih memilih melakukan buka puasa bersama di masjid sekaligus menjalankan shalat Tarawih. Usai shalat, mereka kembali sahur bersama sebelum kembali ke rumah masing-masing.

Di Islandia, terdapat sekitar 1.000 orang yang memeluk agama Islam. Namun tidak semua orang menjalani jam puasa yang panjang seperti Sulaman dan Yaman.

Hal itu dibenarkan Mansoor, imam sebuah komunitas Muslim di Reykjavik, ibu kota Islandia. Di komunitas Mansoor, umat Muslim berpuasa selama 18 jam.

"Terdapat surat dalam Al-Qur’an tentang puasa Ramadhan yang mengatakan Allah memudahkan umat-Nya berpuasa," papar Mansoor yang menyebut hal itu dilakukan karena terdapat beberapa kasus di mana umat Muslim pingsan, saat menjalani waktu puasa yang sangat panjang.

Terdapat beberapa anjuran tentang lamanya puasa Ramadhan bagi umat Muslim yang berada di negara dengan waktu siang yang lebih panjang dari malam.

Mereka dapat berbuka puasa menggunakan waktu matahari terbenam di negara terdekat yang tidak memiliki siang hari terus menerus, negara mayoritas Muslim terdekat, atau mengunakan rentang waktu puasa Arab Saudi. Pilihan lainnya, mengikuti waktu matahari terbenam setempat.

Karim Askari, Direktur Eksekutif Yayasan Islam Islandia mengatakan umat Muslim di Islandia bisa mengikuti anjuran manapun sesuai dengan keyakinan mereka. "Ada yang berpuasa selama 22 jam, ada juga yang mengikuti waktu berpuasa di negara Eropa, seperti Prancis," paparnya.

Di sisi lain, Askari mengatakan kendati berpuasa lebih lama, Ramadhan di Islandia justru lebih mudah dijalani. "Berpuasa di iklim yang panas jauh lebih sulit. Orang cenderung lebih mudah emosi karena lapar dan haus saat cuaca panas, namun di iklim yang dingin, puasa akan lebih mudah," jelas Askari.

Selain Islandia, waktu puasa yang cukup panjang juga dijalani umat Muslim di Swedia, Norwegia, dan Finlandia yang berpuasa selama 20 jam. Adapun umat Muslim di Inggris berpuasa selama 18 jam, sementara di Jerman, puasa berlangsung selama 17 jam. (Red: Fathoni)