Wellington, NU Online
Aksi teror yang terjadi di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat (15/3) siang, menyebabkan 50 orang meninggal dunia dan 50 orang mengalami luka-luka. Kini, otoritas kepolisian Selandia Baru telah berhasil mengidentifikasi identitas beberapa korban meninggal dan luka-luka.
Mereka tidak hanya berasal dari Selandia Baru saja, namun dari beberapa negara di dunia. Sebagian besar mereka adalah para pengungsi yang menilai bahwa Selandia Baru adalah rumah baru mereka yang aman.
Berikut adalah nama-nama korban, baik yang meninggal maupun yang luka-luka, akibat aksi teror di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood di kota Christchurch, Selandia Baru, sebagaimana diberitakan BBC, Senin (18/3).
Lilik Abdul Hamid
Lilik Abdul Hamid atau Muhammad Abdul Hamid adalah warga negera Indonesia yang meninggal dalam aksi penembakan massal. Ketika kejadian berdarah tersebut, ada tujuh warga negara Indonesia yang berada di dua masjid Selandia Baru tersebut. Lima diantaranya sudah melaporkan diri kepada Keduataan Besar Republik Indonesia di Selandia Baru. Hingga saat ini, Lilik adalah warga negara Indonesia yang dikorfirmasi meninggal dunia.
Daoud Nabi
Daoud Nabi (71) lahir di Afghanistan. Pada 1980-an, dia dan keluarganya melarikan diri ke Selandia Baru karena pada saat itu negaranya tengah diinvasi Uni Soviet. Dia adalah korban pertama yang berhasil diidentifikasi pihak kepolisian ddalam serangan brutal tersebut. Dia meninggal setelah menghadang pelaku penembakan massal Brenton Tarrant untuk melindungi para jamaah lainnya di dalam masjid.
Daoud adalah ketua asosiasi warga Afghanistan di wilayahnya. Dia dikenal sebagai orang yang mendukung kelompok imigran. Sebelum pension, Daoud adalah seorang insinyur.
Mucad Ibrahim
Mucad Ibrahim (3) adalah korban termuda dalam serangan di masjid Selandian Baru karena usianya yang baru tiga tahun. Ketika kejadian itu, Mucad sedang berada di Masjid Al-Noor bersama dengan ayahnya dan kakaknya, Abdi. Ayah dan kakak Mucad selamat, sementara Mucad hingga hari ini belum diketahui keberadaannya.
Kepolisian Selandian Baru mengonfirmasi bahwa ada seorang bocah yang ditemukan meninggal dan beberapa lainnya terluka. Meski demikian, kepolisian belum mengungkap identitas mereka.
Sayyad Milne
Sayyad Milne (14) sedang berada di Masjid Al-Noor ketika penembakan massal terjadi. Dia di sana bersama dengan ibunya. Sesaat setelah kejadian itu, Milne terlihat berbaring di dalam masjid dengan tubuh berlumuran darah.
“Saya belum mendengar secara resmi bahwa dia sudah meninggal, namun sekarang saya tahu karena dia sudah diidentifikasi," kata ayah Milne.
“Saya tahu di mana dia berada sekarang. Dia sudah tenang,” lanjutnya.
Naeem Rashid
Naeem Rashid (50) berasal dari Pakistan. Dia adalah seorang guru di Christchurch. Ketika terjadi penembakan massal itu, Naeem melakukan perlawanan dan mencoba untuk melumpuhkan pelaku hingga akhirnya ia terluka parah. Hal itu terlihat dari video yang disiarkan secara langsung oleh pelaku. Naeem kemudian dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. Dia akan dimakamkan di Christchurch.
Talha Rashid
Talha Rashid (21) adalah putra dari Naeem Rashid. Ia pindah ke Selandia Baru bersama keluarganya ketika usianya 11 tahun. Kementerian Luar Negeri Pakistan mengonfirmasi kematian Talha. Sementara, putra Naeem Rashid yang lainnya masih dirawat di rumah sakit.
Farhaj Ahsan
Farhaj Ahsan (30) adalah warga negara India. Ia pindah ke Selandia Baru 10 tahun lalu. Profesinya adalah sebagai seorang insinyur. Otoritas Selandia Baru telah mengonfirmasi kematian Farhaj keluarganya. Farhaj adalah bapak dari dua anak yang masih kecil; yang satu seorang perempuan berusia tiga tahun dan satunya bayi laki-laki usia enam bulan.
Hosne Ara
Hosne Ara (42) berasal dari Bangladesh. Dia dilaporkan tengah berada di shaf perempuan di Masjid Al-Noor ketika terjadi penembakan massal. Sementara suaminya yang menggunakan kursi roda berada di barisan laki-laki. Keponakan Hosne mengatakan, Hosen tertembak ketika hendak mencari suaminya. Sementara suami Hosne dilaporkan selamat.
Khaled Mustafa
Khaled Mustafa adalah pengungsi asal Suriah. Dia dan keluarganya pindah ke Selandia Baru pada tahun 2018. Ia menganggap kalau Selandia Baru adalah negara yang aman. Namun kejadian naas menimpanya hingga menyebabkannya meninggal di Masjid Al-Noor. Dua putra Khaled juga menjadi korban; yang satu masih belum ditemukan dan satunya sedang menjalani operasi di rumah sakit.
Amjad Hamid
Amjad Hamid (57) dan keluarganya pindah ke Selandia Baru 23 tahun yang lalu. Dia adalah dokter spesialis penyakit paru-paru. Hamid bekerja di Dewan Kesehatan Distrik Canterbury. Masjid yang menjadi sasaran aksi teror Brenton Tarrant adalah masjid dimana Amjad melaksanakan shalat Jumat setiap pekannya. Hingga saat ini, keberadaan Amjad belum diketahui. Keluarga Amjad meyakini kalau Amjad telah meninggal setelah mereka tidak menemukannya di rumah sakit atau tempat lainnya.
Hussain al-Umari
Hussain al-Umari (35) berasal dari Uni Emirat Arab. Dia bersama dengan orang tuanya pindah ke Selandia Baru pada tahun 1990-an. Sama seperti Amjad, masjid yang menjadi sasaran aksi teror Brenton Tarrant adalah masjid dimana Hussain melaksanakan shalat Jumat setiap pekannya. Hingga kini, orang tua Hussain, Janna Ezat dan Hazim al-Umari, belum mengetahui kabar anaknya setelah kejadian berdarah itu.
Di samping nama-nama di atas, beberapa negara juga mengonfirmasi kalau warganya menjadi korban meninggal atau hilang dalam serangan terorisme di dua masjid Selandia Baru.
Pakistan
Juru bicara Kkementerian Luar Negeri Pakistan Mohammad Faisal mengonfirmasi bahwa empat warga negaranya menjadi korban meninggal dalam aksi serangan brutal di dua masjid Selandia Baru. Mereka adalah Suhail Shahid, Syed Jahandad Ali, Syed Areeb Ahmed, dan Mahboob Haroon. Tidak hanya itu, Faisal juga menyebut kalau ada tiga warganya yang hilang dan masih dalam proses identifikasi.
Afghanistan
Asosiasi warga Afghanistan Selandia Baru mengonfirmasi bahwa dua anggotanya menjadi korban meninggal dalam serangan brutal di dua masjid Selandia Baru. Akan tetapi mereka tidak menyebutkan identitas mereka secara detil.
Mesir
Melalui unggahan di media sosial Facebook, Kementerian Sumber Daya Manusia dan Imigrasi Mesir mengonfirmasi kalau empat warga negaranya –atas nama Munir Suleiman, Ahmad Gamaluddin Abdul Ghani, Ashraf al-Mursi dan Ashraf al-Masri- meninggal dalam penembakan massal di dua masjid Selandia Baru.
Yordania
Kementerian Luar Negeri Yordania mengonfirmasi kalau empat orang warganya meninggal dan lima orang lainnya terluka. Meski demikian, tidak disebutkan identitas dan nama mereka.
Palang Merah Internasional telah membuat daftar korban melalui
situs mereka. Korban yang belum terindentifikasi dan selamat bisa memasukkan mereka ke dalam daftar tersebut. Pihak keluarga juga bisa memasukkan nama-nama keluarganya yang hilang ke dalam daftar tersebut.
Jumlah korban meninggal dalam insiden penembakan massal di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat (15/3) siang, bertambah menjadi 50 orang, dari sebelumnya 49 orang. Kepastian tambahan satu korban meninggal tersebut setelah pihak kepolisian mengevakuasi jenazah di kawasan selatan kota Christchurch.
“Kami telah dapat memindahkan seluruh korban dari kedua lokasi kejadian dan dari situ kami dapat menemukan korban lain," kata Komisioner Kepolisian Selandia Baru Mike Bush, Ahad (17/3), seperti dilansir laman The Independent.
Bush menambahkan, jumlah korban luka akibat insiden berdarah itu juga mencapai 50 orang dengan 36 diantaranya masih dirawat di rumah sakit Christchurch dan 11 lainnya dalam kondisi kritis.
“Saya juga ingin menyampaikan jumlah korban luka juga mencapai 50 orang," ucapnya. (Red: Muchlishon)