Jakarta, NU Online
Sejak 7 Februari 2019 lalu SIEL (Salon International de I'Édition et du Livre) ke-25 yang merupakan ajang pameran buku terbesar di Maroko telah resmi dibuka. Acara yang diikuti sekitar 40 negara den ratusan penerbit itu memamerkan berbagai macam koleksi buku dari berbagai macam cabang keilmuan.
Pengurus Cabang Istimewa Nahdhatul Ulama (PCINU) Maroko sebagai perwakilan dari Indonesia pada tahun ini kembali mengikuti ajang tersebut. Di tahun keduanya ini sejumlah karya-karya ulama nusantara yang menjadi arus utama dalam misi pameran tersebut ditambahkan koleksinya.
“Dari 102 judul kini bertambah menjadi 168 judul dengan jumlah sebanyak 500 eksemplar,” kata Achmad Sri Bintang ketika dihubungi oleh NU Online, Ahad (10/2).
Beberapa kitab-kitab klasik dan buku-buku kontemporer dari beberapa penerbit Indonesia turut mengisi rak-rak buku di bilik stand PCINU Maroko seperti Dar Al Kutub Al Islamiyah, Maktabah Al Anwar, maktabah At Turusy, dan lain-lain.
Sejumlah karya ulama Nusantara seperti karya Hadratussyekh Hasyim Asy’ari, Syekh Nawawi Al Bantani, Syekh Mahfud Termas, Syekh Ihsan Jampes, Syekh Yasin Al-Fadani, Syekh Abu Fadhol KH Ali Mustofa Yaqub, KH MA Sahal Mahfudh, KH Maimoen Zubair, KH M. Ahsin Sakho, dan KH Yasin Asymuni, dan lain-lain menjadi suatu kebanggaan tersendiri karena turut tampil sejajar dengan karya-karya internasional.
Selain itu beberapa rentetan acara lain yang diadakan oleh panitia SIEL ke-25 maupun yang diadakan oleh masing-masing peserta di standnya masing-masing, menjadikan perhelatan akbar tersebut makin diminati pengunjung untuk menghadirinya.
“Ada sekitar 700 acara di sini yang akan berlangsung, mulai dari berbagai seminar, bedah buku, hingga penampilan seni musik islami,” lanjut Ketua PCINU Maroko itu.
Mariam Amjun, lanjut Bintang, gadis cilik asal Maroko yang akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian media Arab setelah memenangi lomba membaca se-Arab pada tahun 2018 lalu juga akan menyemarakkan acara tersebut.
Bintang menjelaskan bahwa pada SIEL ke-25 ini negara Spanyol menjadi tamu istimewa. “Nantinya akan ada malam pembacaan puisi hingga seminar tentang budaya Spanyol,” paparnya.
Panitia SIEL ke-25 mengangkat Spanyol sebagai tamu kehormatan ini lantaran banyak orang-orang yang mempelajari sejarah Sepanyol, selain itu juga keislaman di Spanyol pernah mengalami masa keemasan dan menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam dunia Islam sebelum jatuh kepada Eropa.
Pada tahap selanjutnya PCINU Maroko juga berharap, Indonesia akan menjadi tamu istimewa dalam perhelatan tersebut, agar dapat memperkenalkan budaya serta keislaman di Indonesia dalam ajang internasional. (Nuri Farikhatin/Fathoni)