Internasional

OKI Kutuk Setiap Keputusan yang Mendukung Pendudukan Israel atas Palestina

Sab, 1 Juni 2019 | 09:00 WIB

OKI Kutuk Setiap Keputusan yang Mendukung Pendudukan Israel atas Palestina

Logo OKI (parstoday.com)

Makkah, NU Online
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengutuk badan-badan internasional yang mendukung berlangsungnya pendudukan Israel atas Palestina. Termasuk diantaranya Amerika Serikat (AS) dan Guatemala yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan telah memindahkan kedubesnya ke sana.

Hal itu disampaikan dalam pernyataan final Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI yang digelar di Makkah, Arab Saudi hari ini, Sabtu (1/6), Sabtu seperti dilansir dari kantor berita AFP. Tidak hanya mengutuk, OKI juga menyerukan kepada seluruh anggotanya untuk memboikot negara-negara yang memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem. 

Organisasi yang beranggotakan 57 negara itu menentang semua tindakan ilegal Israel yang bertujuan mengubah fakta di wilayah Palestina dan merusak solusi dua negara. OKI juga menolak setiap kesepakatan bagi penyelesaian damai yang tidak sesuai dengan hak-hak warga Palestina.

KTT OKI juga menekankan pentingnya dukungan finansial untuk pemerintah Palestina sehingga mereka bisa melanjutkan pekerjaannya. Di samping itu, OKI juga mendesak agar AS mencabut status Sudan dari daftarnya mengenai sponsor terorisme.


KTT OKI kutuk kekerasan terhadap Rohingya

KTT OKI juga menyoroti perlakuan yang diterima minoritas Muslim Rohingya. OKI mengutuk situasi tidak manusiawi yang dialami Muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. OKI menyerukan agar semua tindakan kekerasan terhadap Rohingya dihentikan.

Dikutip laman Reuters, Sabtu (1/6), OKI menekankan bahwa pemerintah Myanmar memiliki tanggung jawab untuk melindungi warga negaranya itu.

Sebagaimana diketahui, sekitar 750 ribu minoritas Muslim Rohingya telah melarikan diri dari kampung halamannya, Negara Bagian Rakhine di barat Myanmar, pada 25 Agustus 2017 lalu setelah tentara Myanmar melakukan operasi militer di wilayah tersebut. Mereka kemudian mengungsi Bangladesh. Dilaporkan, rumah mereka dibakar, wanita mereka diperkosa, dan laki-laki mereka dibunuh dalam operasi militer tersebut.

OKI prihatin dengan Islamfobia

Pada pertemuan puncak tersebut, OKI juga membahas masalah islamfobia. OKI menyatakan prihatin dengan maraknya islamfobia di beberapa belahan dunia. Menurut OKI, islamfobia sebagai ‘bentuk kontemporer, rasisme, dan diskriminasi agama terus menyebar di banyak negara.’

Diantara indikatornya adalah meningkatnya intoleransi agama, kebencian dan kekerasan terhadap Muslim, dan lain sebagainya. (Red: Muchlishon)