Internasional

PBB Dianggap Gagal Lakukan ‘Cukup Tindakan’ Atas Pembunuhan Khashoggi

Kam, 11 Juli 2019 | 16:00 WIB

PBB Dianggap Gagal Lakukan ‘Cukup Tindakan’ Atas Pembunuhan Khashoggi

Jamal Khashoggi (Jamali/AP)

London, NU Online
Tunangan Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz, mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak melakukan ‘cukup tindakan’ untuk menghukum mereka yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Khashoggi dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki pada 2 Oktober 2018 lalu. 

Cengiz menilai, PBB harus membentuk pengadilan internasional untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas tewasnya Khashoggi. “Tindakan ini akan mencegah upaya untuk membungkam kita dan mendorong masalah ini ke bawah permadani,” kata Hatice dalam sebuah diskusi panel di London, Inggris, pada Selasa (9/7), dikutip laman kantor berita Anadolu.

“Jika kita tidak mengambil sikap moral mengenai pembunuhan Jamal Khashoggi, itu akan membawa dunia ke dalam sudut kegelapan tempat tak ada peluang untuk kembali,” lanjutnya.

Sebelumnya, pada Juni lalu pelapor khusus PBB Agnes Callamard mengatakan bahwa ada ‘cukup bukti yang layak dipercaya’ untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai kewajiban para pejabat Arab Saudi, termasuk Putra Mahkota Mohammad bin Salman, dalam kasus pembunuhan Khashoggi.

Callamard yang juga menjadi pembicara dalam diskusi panel di London tersebut mengemukakan mengapa kasus pembunuhan Khashoggi harus diungkap. Menurutnya, kasus itu harus diungkap agar para pelakunya mendapatkan balasan yang setimpal dan kejahatan seperti itu tidak terulang kembali.

Dia mengusulkan agar Sekretaris Jenderal PBB membentuk satu tim hukum untuk membawa mereka terlibat –termasuk pihak yang memerintahkan- dalam kasus pembunuhan itu ke pengadilan. Ia menyerukan pertanggungjawaban pengadilan atas kasus tersebut.

Khashoggi adalah salah satu dari jurnalis dan komentator politik Arab Saudi yang paling terkemuka. Khashogi pernah dekat dengan Kerajaan Arab Saudi. Ia merupakan mantan penasihat penasihat media untuk Pangeran Turki bin Faisal.

Khashoggi pernah kuliah jurnalisme di Universitas Indiana. Ia pernah berkarir di beberapa media dan surat kabar seperti Saudi Gazette, surat kabar Asharq Al-Awsat, Al-Wathan, dan Al-Arab.   

Khashoggi dikenal sangat kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Kerajaan Saudi. Diantaranya soal intervensi Saudi pada konflik yang terjadi di Yaman, penangkapan para aktivis dan ulama Saudi, kebebasan berpendapat, dan Ikhwanul Muslimin yang dinilai sebagai organisasi teroris.

Dia dihabisi ketika hendak mengurusi dokumen pernikahannya dengan tunangannya, Hatice Cengiz, di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 lalu. 

Pihak Turki menyatakan, Jamal Khashoggi telah dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul. Salah satu pejabat Turki menyebut kalau Khashoggi meninggal dibunuh oleh 15 orang agen khusus Saudi di dalam Kedutaan Saudi di Istanbul. Dia juga mengatakan, pembunuhan Khashoggi telah direncanakan.

“Dia telah dibunuh dan tubuhnya dipotong-potong,” kata Kepala Asosiasi Media Arab-Turki, Turan Kislakci, dilansir The New York Times, Ahad (7/10/2018). (Red: Muchlishon)