Internasional

PCINU Arab Saudi: Santri Harus Jadi Pemimpin

Ahad, 23 Oktober 2016 | 15:50 WIB

Jeddah, NU Online
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional dan instruksi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Cabang Istimewa Nahdhatul Ulama (PCINU) Arab Saudi melangsungkan pembacaan 1 miliar shalawat Nariyah. Sebanyak 4.444 shalawat digemakan serentak oleh para Nahdliyin di beberapa kota di Arab Saudi yakni Jeddah, Makkah, Thaif, Madinah, Riyadh dan Al Qassim.

Acara ini turut dihadiri perwakilan KJRI Jeddah, GP Ansor dan Muslimat Arab Saudi, Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Arab Saudi, Ormas/LSM, Parpol dan beberapa tokoh masyarakat di Jeddah.

"Secara konseptual, muktamar di Banjarmasin tahun 1935 NU menyatakan bahwa membela negara yang diduduki oleh umat Islam adalah wajib hukumnya", ungkap Ahmad Fuad selaku Ketua Tanfidiziyah PCINU Arab Saudi.

Menurutnya, NU didirikan Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari untuk mendampingi perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan. "Santri adalah pemimpin. Dubes kita sekarang santri, bahkan diakui sebagai ulama oleh Kiai Mudatsir (Wakil Rois Syuriyah PWNU Jatim 2010-2015)," ujarnya, Jumat (21/10).

Fuad berharap pemimpin dari kalangan santri tidak hanya di Arab Saudi. “Anda semua (santri) yang harus mengisi perjalanan Republik Indonesia ke depan ini," lanjut beliau memotivasi para hadirin.

M. Hery Saripudin, Konsul Jendral RI Jeddah mengungkapkan kebahagiaannya atas keberadaan warga Nahdliyin di Arab Saudi.

"Saya sebagai konjen baru merasa beruntung karena adanya ulama dan santri Nahdliyin di sini. feel at home," katanya. 

Di kehadiran perdananya Hery Saripudin meminta KJRI Jeddah dan Nahdliyin terus bersinergi. karena tulang punggung umara merupakan ulama.

"Hari Santri ini merefleksikan semangat para ulama dan santri di sini sangat positif sesuai harapan kami sebagai wakil pemerintah," pungkasnya. (Hariri Thohir/Mahbib)