Internasional

PCINU Taiwan, Benteng Aswaja An-Nahdliyah di Negeri Naga Kecil Asia

Ahad, 21 Januari 2018 | 16:50 WIB

Taipei, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan Arif Wahyudi mengatakan, saat ini PCINU Taiwan sudah memiliki sepuluh pengurus tingkat ranting dari ujung utara Taiwan hingga selatan.  

“Di Penghu itu ada tiga ribu teman-teman kita yang ada di sana. Mayoritas penduduknya adalah NU,” kata Arif di Kantor PCINU di Taipei, Ahad (21/1). 

Arif menuturkan, kegiatan PCINU Taiwan berjalan begitu aktif dan diselenggarakan merata di 10 pengurus ranting. Di Penghu, PCINU selalu mengirimkan delegasi ke sana untuk menjadi khatib dan imam setiap tahunnya. PCINU Taiwan juga melakukan kunjungan dan mengadakan kegiatan seperti tabligh akbar setiap bulan sekali di pengurus ranting yang tersebar dari kota Pingtung hingga Yilan.

“Alhamdulillah sudah berjalan selama empat tahun dan semuanya kompak-kompak saja,” jelasnya. 

Laki-laki asal Rembang ini mengungkapkan, PCINU Taiwan menjadi benteng untuk menangkal kelompok-kelompok Islam garis keras. PCINU Taiwan berperan penting dalam penyebaran ajaran Islam yang moderat ala Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah di Negeri Formosa ini. 

PCINU Taiwan, lanjutnya, juga memiliki program majelis ta’lim untuk para muslimat NU yang menjadi asisten rumah tangga. Hingga hari ini, ada 30 majelis ta’lim yang dibentuk PCINU Taiwan. Berbeda dengan umumnya, majelis ta’lim yang dirancang PCINU Taiwan ini melalui handphone dan dilaksanakan tiga kali sehari -pagi, sore, dan malam. Ini menjadi salah satu cara yang dilakukan PCINU Taiwan untuk menghadang ajaran Islam garis keras. 

“Lewat nomer handphone. Ada aplikasi tertentu. Jadi satu nomor bisa digabung sampai lima orang, dan seterusnya. Satu majelis ta’lim anggotanya di atas 200 orang. Aliran yang agak keras tidak bisa masuk karena setiap hari selalu kita pantau,”paparnya.

Ia mengaku gembira, karena Pemerintah dan orang-orang yang ada di Taiwan sudah mengenal baik PCINU dan Banser Taiwan. Setiap ada acara yang diselenggarakan pemerintah setempat, PCINU Taiwan selalu diundang. Bahkan, tidak sedikit pula orang –baik warga Taiwan asli atau pun perantau- yang menyatakan masuk Islam di Kantor Pengurus Cabang dan Ranting NU Taiwan. 

“Tidak hanya puluhan bahkan ribuan setiap minggunya masuk Islam. Tidak di sini saja, tapi di seluruh ranting-ranting itu banyak sekali yang masuk Islam. Kita bikinkan sertifikat masuk Islam,” jelasnya.

Mengurus mayat

Arif menjelaskan, PCINU Taiwan dipercaya Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taiwan untuk mengurusi jenazah pekerja Indonesia yang meninggal di Negeri Formosa ini. Hal ini sudah berlangsung selama satu setengah tahun.

“Sudah satu tahun setengah,” ucapnya.

Menurutnya, dulu pekerja asal Indonesia yang meninggal di Taiwan hanya diberi pakaian jas dan sepatu sebelum dikirim ke Indonesia. Namun setelah hal itu ditangani PCINU Taiwan, para jenazah tersebut dimandikan, dikafani, dan disalati terlebih dahulu sebelum dikirim ke Indonesia.

“(Pengurus PCINU yang menangani jenazah tersebut) Tidak dibayar, paling uang transportasi saja. Setiap tahunnya ada 50 hingga 60 jenazah yang diurusi. Paling banyak tahun 2018 ini, (belum ada satu bulan) sudah ada 30 jenazah” jelasnya. (Muchlishon Rochmat)