Internasional

Perkuat Pesan Damai Islam Nusantara, PCINU Belanda Gelar Halal Bihalal

Jum, 7 Juli 2017 | 16:35 WIB

Den Haag, NU Online
Bertempat di Masjid Al –Hikmah Den Haag, (1/7) ratusan Nahdliyin dan jajaran pengurus PCI NU Belanda dari berbagai kota di Belanda nampak antusias menghadiri acara halal bihalal yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Belanda. 

Menurut Sekjen PCI NU Belanda Fahrizal Yusuf Affandi, acara halal bihalal ini diselenggarakan untuk memperkuat jejaring Nahdliyin dan dakwah Ahlusssunnah wal Jamaah An Nahdliyah di Belanda. Halal bihalal kali ini mengusung tema Menjalin Ukhuwah Melalui Pesan Damai Islam Nusantara dengan menghadirkan KH Nurul Huda (Ustad Enha) pengasuh Pondok Pesantren Motivasi Indonesia sebagai penceramah utamanya.

Kegiatan dibuka dengan lantunan shalawat oleh grup rebana Al-Hikmah dilanjutkan dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh mustasyar PCINU Belanda KH Ahmad Naf’an Sulhan. Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH Ahmad Hambali Maksum, mustasyar PCINU Belanda dan musafahah (bersalaman-salaman) diriingi lantunan shalawat. Halal bihalal ini menjadi semakin meriah dengan hidangan khas Nusantara baik menu makan besar maupun panganan yang disajikan oleh panitia. 

Dalam ceramahnya, Ustadz Enha menegaskan bahwa Islam Nusantara harus terus dikembangkan dan menjadi landasan paradigmatik bagi pengembangan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah insaniyah di manapun para warga Nahdliyin berada. Lebih lanjut menurutnya, Islam Nusantara sangat sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia yang mengedepankan kebersamaan dan gotong royong.

”Acara halal bihalal ini adalah salah satu contoh tradisi Islam Nusantara yang toleran dan senang bersaudara, insyaallah jamaah yang hadir di acara ini adalah orang-orang yang dilembutkan hatinya.” 

Momentum halal bihalal ini adalah saat yang tepat bagi para jamaah untuk kembali kepada fitrah. “Kembali kepada fitrah berarti kita tidak hanya mudik ragawi tetapi juga mudik fikri maupun mudik ruhani. Mudik fikri artinya kembali kepada metode dan sistem berfikir yang dianut oleh para ulama Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah sementara mudik ruhani bermakna pelepasan dan pembebasan dari penghambaan terhadap segala sesuatu selain Allah,” ujar Kiai yang telah menghabiskan tiga minggu terakhir Ramadhan tahun ini di Belanda tersebut. 

Senada dengan Ustadz Enha, Duta Besar Republik Indonesia untuk kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja yang juga hadir dalam acara tersebut menekankan relevansi nilai-nilai Islam Nusantara seperti toleransi, moderasi dan kepedulian terhadap sesama dalam percaturan internasional yang saat ini sarat diwarnai oleh ancaman yang serius dari meningkatnya frekuensi dan intensitas kekerasan dan ketimpangan sosial-ekonomi. 

“Acara halal bihalal ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh PCINU Belanda dan diharapkan dapat berlangsung terus di masa depan,” ujar KH.Nurhasyim Subadi, rais syuriyah PCINU Belanda. Red: Mukafi Niam