Washington, NU Online
Salah seorang pejabat Amerika Serikat (AS) menyebutkan bahwa Presiden Donald Trump akan menjadi tuan rumah dalam acara buka puasa bersama dengan umat Muslim AS pada Rabu (6/6) depan sebagaimana dilaporkan Politico, Sabtu (2/6). Hal senada juga dilaporkan Washingtonpost pada Rabu (16/5), satu hari sebelum puasa Ramadhan 2018 dimulai.
Ini menjadi buka puasa pertama Trump di gedung pusat pemerintah AS itu mengingat tahun 2017 lalu –atau tahun pertama Trump menjabat presiden- tidak ada buka puasa bersama. Akan tetapi, tidak disebutkan tamu yang diundang dalam acara itu.
Sebetulnya, buka puasa bersama di Gedung Putih sudah menjadi tradisi dan dilakukan presiden AS sebelumnya mulai Bill Clinton, George W. Bush, dan Barrack Obama. Namun, tahun lalu Gedung Putih mendapatkan banyak kritik karena tidak menyelenggarakan tradisi itu.
Trump dikenal sebagai presiden AS yang tidak ramah dan memiliki hubungan yang buruk dengan Muslim. Bahkan pada saat kampanye, Trump sudah menegaskan akan membuat kebijakan yang melarang negara-negara Muslim masuk ke AS. Ketika menjadi presiden, Trump benar-benar merealisasikan janjinya itu. Setidaknya ada tujuh negara Muslim yang warganya dilarang atau dibatasi masuk ke AS, yaitu Irak, Iran, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman.
Kebijakan Trump yang juga membuat umat Islam di seluruh dunia marah adalah saat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Tidak hanya itu, pengakuan itu disusul dengan pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. (Red: Muchlishon)