Internasional

Presiden Prabowo Serukan Perdamaian Atas Konflik Iran-Israel

NU Online  ·  Senin, 16 Juni 2025 | 18:15 WIB

Presiden Prabowo Serukan Perdamaian Atas Konflik Iran-Israel

Presiden Prabowo saat konferensi pers bersama Perdana Menteri (PM) Singapura Lawrence Wong usai pertemuan Leaders’ Retreat di Parliament House, Singapura, pada Senin (16/6/2025). (Foto: tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, NU Online

Presiden RI Prabowo Subianto menyerukan perdamaian atas konflik dan ketegangan yang terjadi di sejumlah isu regional hingga global, terkhusus konflik Iran dan Israel.


Hal itu disampaikannya saat konferensi pers bersama Perdana Menteri (PM) Singapura Lawrence Wong usai pertemuan Leaders’ Retreat di Parliament House, Singapura, pada Senin (16/6/2025).


“Kami membahas masalah regional dan global. Kami menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi di Gaza dan eskalasi konflik Israel-Iran. Kami menekankan pentingnya solusi damai, negosiasi, dan kami menyerukan gencatan senjata segera,” katanya.


Presiden Prabowo menegaskan bahwa kedua negara ini, Indonesia dan Singapura, memiliki keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik di Timur Tengah, khususnya di Gaza serta meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.


Sementara terkait situasi di Myanmar, Presiden Prabowo dan PM Wong menekankan pentingnya keterlibatan untuk mendorong pengembangan sebagai usaha mencapai perdamaian.


“Mengenai Myanmar, kami sepakat bahwa kami juga harus berkonsentrasi untuk mencapai keterlibatan dan hasil yang damai di Myanmar,” jelasnya.


Senada, PM Wong menyampaikan komitmen Singapura untuk terus memperkuat kerja sama di kawasan bersama negara-negara anggota ASEAN.


“Sebagai anggota pendiri ASEAN, kami akan terus bekerja sama dengan sesama negara anggota ASEAN untuk memperkuat kawasan kami dan menegakkan sistem multilateral yang berdasarkan aturan,” kata PM Wong.


Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menanggapi serangan Israel ke Iran. Ia menyerukan kepada seluruh elemen, termasuk negara, aktor politik internasional, PBB, untuk menghentikannya.


"Seluruh dunia harus berkonsolidasi, bersatu untuk menghentikan semua ini segera, supaya kemanusiaan dan seluruh tatanan peradaban dunia ini selamat," ujarnya, di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (13/6/2025).


Ketua Umum PBNU menekankan bahwa kemanusiaan harus menjadi perhatian utama dalam konflik ini, tak bisa diisolasi. Jika kemanusiaan diabaikan, menurutnya, akan menjerumuskan seluruh dunia ke dalam bencana yang luar biasa.


Diketahui, awal mula ketegangan sudah tercipta sejak dua dekade terakhir. Terbaru, kali ini Israel telah menyerang Teheran, Iran pada Jumat (13/6/2025), sehingga menewaskan Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusi Islam Hossein Salami serta dua ilmuwan nuklir Iran Fereydoun Abbasi-Davani dan Mohammad Mehdi Tehranchi.


Usai penyerangan, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Katz segera mengumumkan keadaan darurat. Ia mengingatkan agar masyarakat mewaspadai serangan balik Iran dengan rudal serta pesawat tanpa awak.


Iran kemudian menyerang balik Israel pada Ahad (15/6/2025). Serangan rudal Iran menghancurkan kota-kota di Israel. Serangan itu mengakibatkan enam orang tewas dan 54 orang terluka.


Lima dari korban tewas ditemukan di Tamra, sebuah kota Arab dekat Haifa, dan satu lagi ditemukan di Bat Yam, tepat di selatan Tel Aviv.


Beberapa orang lagi masih terperangkap di bawah reruntuhan di Bat Yam. Kerusakan perumahan yang parah terlihat setelah dampak langsung rudal-rudal Iran.


PM Israel Benjamin Netanyahu menanggapi serangan balik Iran itu melalui akun X pribadinya, pada hari yang sama.


Netanyahu menegaskan, Iran akan membayar harga yang sangat mahal atas pembunuhan terhadap wanita, anak-anak, dan warga sipil yang tidak bersalah, dan itu akan segera terjadi.


Dalam postingan di akun X pribadinya, Netanyahu tampak mengunjungi lokasi kejadian bersama pasukan penyelamat dan Komando Front Dalam Negeri.


Atas nama rakyat Israel, ia mengirimkan salam perpisahan kepada keluarga dan menyerukan kepada setiap warga negara Israel untuk mematuhi instruksi.


"Itu menyelamatkan nyawa. Kita sedang dalam pertempuran eksistensial, menghadapi musuh kejam yang merencanakan kehancuran," kata Netanyahu.


Ia optimistis dengan pasukan yang ada, akan memenangkan pertempuran dengan merencanakan sebuah serangan balasan.


"Tentara dan pilot kita beroperasi dengan gagah berani di atas langit Iran. Ini adalah perang penyelamatan. Kita akan menyerang mereka dengan satu pukulan, dan kita akan menang," tegasnya.