Internasional

Prinsip-prinsip NU Kini Digunakan Arab Saudi

Sel, 29 Agustus 2017 | 20:02 WIB

Jakarta, NU Online 
Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abugabriel mengatakan, saat ini bukan saatnya lagi mempertentangkan prinsip-prinsip NU dengan Salafi di Saudi. Karena, kondisi saat ini sudah berbeda dengan sebelum. Menurut dia, saat ini, idiom-idiom yang merupakan prinsip NU telah digunakan di negara tersebut. 

Ia menyebutkan dalam kesepakatan bersama, ketika pemimpin Arab Saudi Raja Salman ke Indonesia kedua negara menyepakati untuk menebarkan Islam yang tawasuth (moderat) dan menebarkan Islam yang (i’tidal). Dua istulah tersebut merupakan prinsip yang dirumuskan kiai NU. 

“Dan yang kedua, semacam lembaga antiteror Saudi adalah i’tidal, sudah NU, kan? Itu adalah idiom-idiom NU,” katanya pada Silaturahim warga NU Sedunia di Mahbas Jin, Makkah, Arab Saudi, Selasa (29/8) yang digelar Pengurus Cabang Istimewa NU Arab Saudi.

Agus menambahkan, ketika Raja Salman datang ke Indonesia, kedua negara juga sepakat menandatangani MoU perang terhadap terorisme. 

“Inilah perkembangan baru di Saudi,” lanjutnya sebagaimana disaksikan live streaming melalui media sosial Facebook seorang yang hadir pada kegiatan itu.  

Pada kesempatan itu, ia juga mengucapkan selamat datang kepada para jemaah haji asal Indonesia. Ia meminta agar mereka mendoakan Kedutaan Indonesia untuk Arab Saudi agar menjadi pelayan yang baik para jamaah haji. 

Silaturahim warga NU itu dihadiri KH Maemoen Zubair, KH Salahuddin Wahid, KH Agoes Ali Masyhuri. Usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan diskusi panel. Tampil sebagai narasumber, antara lain: Katib ‘Aam PBNU KH Yahya C. Tsaquf dan Ketua Lakpesdam PBNU Rumadi Ahmad. (Abdullah Alawi)