Internasional

Profil dan Jejak Pelayanan Robert Francis Prevost, Paus Pertama dari Amerika Serikat

NU Online  ·  Jumat, 9 Mei 2025 | 08:00 WIB

Profil dan Jejak Pelayanan Robert Francis Prevost, Paus Pertama dari Amerika Serikat

Paus Leo XIV saat pertama muncul ke hadapan publik di Balkon Basilika St. Petrus (Foto: Vatican News)

Jakarta, NU Online

Kardinal Robert Francis Prevost kini resmi dikenal sebagai Paus Leo XIV setelah terpilih dalam Konklaf hari kedua, pada Kamis (8/5/2025) sore.


Dentang lonceng dan asap putih membumbung dari Kapel Sistina menjadi penanda awal Paus Leo XIV terpilih sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat.


Ia mengenakan kembali jubah merah atribut kepausan yang sebelumnya ditinggalkan oleh pendahulunya, Paus Fransiskus. Dengan cermat, Paus Leo XIV memberi sinyal beberapa tradisi gereja akan kembali diberlakukan pada masa kepausannya.


Namun, dengan pemilihan nama Leo, Prevost juga mungkin ingin mengisyaratkan garis kontinuitas dari prinsip-prinsip Paus Fransiskus.


Selain lazim digunakan dalam kepausan, nama Leo juga merujuk pada biarawan abad ke-13 yang merupakan pendamping hebat bagi Santo Fransiskus dari Assisi, nama yang sama dengan mendiang Paus sebelumnya.


Robert Francis Prevost lahir di Illinois, Chicago, Amerika Serikat pada 14 September 1955. Ia terpilih sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik dunia pada usia 69 tahun.


Ia terlahir dari pasangan Louis Marius Prevost, keturunan Prancis dan Italia, dan Mildred Martínez, keturunan Spanyol. Ia memiliki dua saudara laki-laki, Louis Martín dan John Joseph sebagaimana dikutip Vatican News.  


Sebelumnya, Robert Francis Prevost pernah menjadi Uskup Chiclayo, sebuah kota di barat laut Peru. Selama dua dekade ia bertugas untuk pelayanan di sana hingga akhirnya dinaturalisasi dan memiliki dua kewarganegaraan, Amerika Serikat dan Peru. Hingga pada 2023 Paus Fransiskus menunjuknya sebagai Prefek Departemen Uskup dan diangkat sebagai Kardinal pada 30 September 2024.


Jejak pelayanan hingga menjadi Paus

Melansir New York Times, sosok yang sebelumnya kerap disapa Kardinal Prevost ini telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di luar Amerika Serikat.

 
Ia belajar pertama kali di Seminari Menengah Para Bapa Augustinian dan kemudian di Universitas Villanova di Pennsylvania, yang mengantarkannya memperoleh gelar Matematika pada 1977 dan mendalami Filsafat.


Pada September 1977, Prevost masuk novisiat Ordo Santo Agustinus (OSA) di Saint Louis, di Provinsi Our Lady of Good Counsel Chicago.


Ia menempuh pendidikan teologinya di Catholic Theological Union (CTU) Chicago. Pada usia 27 tahun, ia dikirim oleh atasannya ke Roma untuk belajar Hukum Kanon di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas (Angelicum).


Ia ditahbiskan pada 1982 dalam usia 27 tahun. Pada 1985-1986 ia dikirim untuk misi Agustinian di Chulucanas, Piura, Peru. Sebelas tahun berikutnya sebagai seorang Agustinian (Ordo Agustinus), ia memegang beberapa jabatan penting. Puncaknya, Prevost terpilih sebagai Prior Jenderal yang memimpin Augustinian sedunia selama dua periode (2001-2007 dan 2007-2013).


Di Peru, Prevost adalah seorang misionaris, pastor paroki, guru, dan uskup. Sebagai pemimpin Ordo Agustinian sedunia, ia mengunjungi ordo-ordo di seluruh dunia, dan berbicara dalam bahasa Spanyol dan Italia.


Pada 2023, Paus Fransiskus memanggilnya ke Roma sebagai Prefek Departemen Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, dan mempromosikannya ke pangkat Uskup Agung.


Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Kardinal dalam Konsistori pada tanggal 30 September 2024 dan menugaskannya sebagai Diakonat Santa Monika.


Memilih Leo, nama kepausan ke-5 terbanyak

Nama kepausan membuka cakrawala penentu arah gereja Katolik dalam masa kepemimpinan tertinggi. Robert F Prevost memilih nama Leo sebagai nama kepausannya setelah lebih dari seabad terakhir digunakan oleh Paus Leo XIII  (Gioacchino Vincenzo Raffaele Luigi Pecci) dari Italia yang memimpin Gereja Katolik pada 1878-1903.


Paus yang memilih nama Leo adalah para reformis, termasuk Paus Leo XIII. Ensikliknya Rerum novarum berbicara tentang martabat manusia dan martabat buruh.


Pendeta AS dan pakar Vatikan Thomas Reese menjelaskan, Paus baru ini akan berkomitmen terhadap aspek-aspek sosial gereja.


"Dengan memilih nama Leo XIV, ia menunjukkan komitmennya terhadap ajaran sosial gereja, yang telah menjadi dasar pendahulunya, Leo XIII," kata Reese dikutip dari The Washington Post.


Hingga saat ini, 14 orang paus memilih Leo sebagai nama kepausannya. Paus pertama yang menggunakan nama Leo adalah Paus Leo Agung (tahun 440-461). Sementara Paus Leo XI memiliki salah satu masa kepausan terpendek dalam sejarah, berlangsung kurang dari sebulan, sejak 1 April 1605 hingga kematiannya pada 27 April 1605.