Internasional

Ramadhan, PCINU Turki Adakan Ziarah ke Kota Para Sufi

Sen, 12 Juni 2017 | 08:28 WIB

Konya, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki mengadakan rangkaian kegiatan ziarah dalam rangka Safari Ramadhan 2017 di Kota Konya, Turki Sabtu dan Ahad 3–4 Juni 2017. Dalam kegiatan ini, Nahdliyin di Turki menjadikan kota Konya sebagai tempat refleksi ziarah ke makam para tokoh sufi di bumi Usmani.

Ngabuburit kumpul bersama untuk mendengar tausiyah, membaca Surat Yasin dan doa dipimpin langsung oleh Katib Syuriyah PCINU Turki Agung Yanuar Anggoro. Nahdliyin dari beberapa kota hadir seperti Ridho Ashidqie yang jauh-jauh datang dari ibu kota Turki, Ankara. 

Sayyid Burhanuddin Tirmidzi, Maulana Jalaluddin Rumi, Syaikh Syamsuddin Yusuf (Ateşbaz Veli), dan Syaikh Shadraddin Al Qonawi adalah beberapa nama tokoh sufi besar yang diziarahi makamnya pada kegiatan ini. Sambil menanti adzan Maghrib Ketua LDNU Turki Deo Adinda Pramadhan menjelaskan tentang hubungan di antara tokoh–tokoh tersebut. Sayyid Burhanuddin Tirmidzi adalah guru dari Rumi dan Syaikh Syamsuddin Yusuf adalah murid dari Rumi dan sedangkan Syaikh Shadraddin Al Qanawi adalah sahabat Rumi, ungkap Deo yang sedang menyelesaikan studi teologi Islam di Universitas İnönü, Turki. 

Sejak kecil Syaikh Shadraddin Al Qonawi telah yatim dan tumbuh dengan tubuh yang sangat lemah, mudah sakit, dan hanya diasuh oleh ibundanya seorang hingga kemudian sang ibunda dinikahi oleh Syaikh al Akbar Ibnu Arabi. Maka tak heran jika Al Qonawi menjadi tokoh besar dalam dunia tasawuf. Ia murid utama dan khalifah sekaligus anak tiri dari Syaikh al Akbar Ibnu Arabi. Dialah salah satu tokoh penting yang menyebarkan ajaran–ajaran Ibnu Arabi. 

“Ia seangkatan dengan Rumi. Awalnya ia tidak menyukai Rumi tetapi pada akhirnya menjadi sahabat yang baik. Keduanya saling belajar dan menghormati, dan keduanya menjadi sumber rujukan para ulama dalam dunia sufisme,” tambah  Deo. 

Dalam Safari Ramadhan yang diikuti dan dimeriahkan oleh pengurus syuriyah dan tanfidziyah PCINU Turki (2016 – 2018) ini, Nahdliyin di Turki diajak untuk terus menjaga hubungan komunikasi dan silaturahmi satu sama lain. 

“Karena meskipun sekarang sudah tidak lagi hidup di lingkungan keluarga, madrasah, dan pesantren tradisional seperti di Indonesia tetapi tetap ada NU di sini, di hati dan di kehidupan kita,” ujar Aeni Nahdiyati, mahasiswi baru alumni Krapyak.  Red: Mukafi Niam