Internasional

Ratusan Biksu Buddha Kecam Kerusuhan Anti-Muslim di Sri Lanka

Sab, 10 Maret 2018 | 12:30 WIB

Colombo, NU Online
Ratusan Biksu dan Aktivis di Sri Lanka menggelar demonstrasi di ibu kota negara. Mereka menentang kerusuhan anti-Muslim yang menewaskan sedikitnya dua orang dan memaksa pemerintah untuk mengumumkan keadaan darurat nasional. 

Seperti dilansir Aljazeera Sabtu (10/3), Front Biku Nasional menggelar demonstrasi ‘diam-diam’ (silent protest) pada Jumat kemarin menentang apa apa yang mereka sebut dengan “bentrokan komunal yang menghancurkan persatuan nasional.”

Pemimpin Buddhis moderat mengecam kekerasan yang terjadi di kota Kandi. kekerasan tersebut mengakibatkan sebuah masjid dan beberapa toko milik orang Islam hancur, serta menewaskan dua orang. 

Langkah Pemimpin Buddhis mendapat sambutan hangat dari warganet Sri Lanka. Atas kekerasan yang terjadi, beberapa pengguna media sosial di Sri Lanka mengunggah foto para biksu yang mengunjungi masjid-masjid pada saat Shalat Jumat sebagai bentuk solidaritas antar sesama.

Kerusuhan bermula ketika ada seorang laki-laki dari mayoritas Sinhala karena luka-luka yang dideritanya dalam sebuah serangan pada Senin (5/3) lalu oleh sekelompok pria Muslim. Tensi kerusuhan semakin meningkat setelah pada hari berikutnya, Selasa (6/3), ditemukan mayat seorang muslim di sebuah bangunan yang terbakar. Memang, Setelah kejadian meninggalnya laki-laki Sinhala, massa Sinhala membakar masjid, toko, dan kendaraan miliki orang Islam di Kandi. 

Polisi setempat sudah menangkap penghasut utama kerusuhan bersama dengan 145 orang lainnya pada Kamis (8/3). Dari keterangan polisi, penghasut utamanya adalah Amith Weerasinghe, seorang aktivis Sinhala yang dikenal anti-Muslim. 

Total populasi Sri Lanka adalah 21 juta. 70 persen penduduknya adalah umat Buddha, 13 persen umat Hindu, dan 9 persen umat Islam. (Red: Muchlishon)