Internasional

Riwayat 6 Perjanjian dan Prakarsa Damai Palestina-Israel yang Gagal

Sel, 25 Mei 2021 | 13:01 WIB

Riwayat 6 Perjanjian dan Prakarsa Damai Palestina-Israel yang Gagal

Negosiasi di Norwegia antara Israel dan PLO menghasilkan Perjanjian Oslo I, yang ditandatangani pada September 1993. (Foto: DW)

Jakarta, NU Online

Langkah diplomatik beberapa kali sudah dilakukan oleh Palestina dan Israel untuk mencapai perdamaian, baik dalam bentuk perjanjian maupun prakarsa. Namun, semua itu gagal karena hingga kini konflik bersenjata antara Israel dan Palestina (Hamas) berulangkali terjadi.


Terhitung lebih dari setengah abad, berbagai upaya telah digalang untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina, namun semuanya mengalami kegagalan.


Dikutip dari kantor berita Deutsche Welle, berikut sejumlah perjanjian dan prakarsa damai yang pernah dilakukan antara Palestina dan Israel:

 


1. Perjanjian Camp David dan Perdamaian Israel-Mesir, 1978-1979


Perundingan Arab-Israel dimulai pada tahun 1978 di bawah penengahan Amerika Serikat (AS). Bertempat di Camp David, pada 26 Maret 1979, Perjanjian Damai Israel Palestina ditandatangani oleh Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin, melalui penengahan Presiden AS Jimmy Carter.


2. Perjanjian Oslo I, 1993


Negosiasi di Norwegia antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menghasilkan Perjanjian Oslo I, yang ditandatangani pada September 1993. Perjanjian tersebut menuntut pasukan Israel mundur dari Tepi Barat dan Jalur Gaza, dan otoritas sementara Palestina akan membentuk pemerintahan otonomi untuk masa transisi lima tahun. Kesepakatan kedua ditandatangani pada1995.


3. Pertemuan Puncak Camp David, 2000


Presiden AS Bill Clinton pada 2000 mengundang Perdana Menteri Israel Ehud Barak dan Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat ke Camp David untuk membahas masalah perbatasan, keamanan, permukiman, pengungsi, dan status Yerusalem. Meskipun negosiasi menjadi lebih rinci dari sebelumnya, tidak ada kesepakatan yang dicapai.

 


4. Prakarsa Perdamaian Arab dari KTT Beirut, 2002


Negosiasi Camp David diikuti dengan pertemuan di Washington di Kairo dan Taba, Mesir - semuanya tanpa hasil. Setelahnya Liga Arab mengusulkan Prakarsa Perdamaian Arab di Beirut, Maret 2002. Rencana tersebut meminta Israel menarik diri ke perbatasan sebelum 1967. Sebagai imbalannya, negara-negara Arab akan setuju untuk mengakui Israel.


5. Peta Jalan Kuartet Timur Tengah, 2003


AS, Uni Eropa, Rusia, dan PBB bekerja sama sebagai Kuartet Timur Tengah untuk mengembangkan peta jalan menuju perdamaian. PM Palestina saat itu, Mahmoud Abbas, menerima teks tersebut, namun mitranya dari Israel, Ariel Sharon, keberatan. Peta jalan itu memuat tentang solusi dua negara Sayangnya, hal itu tidak pernah dilaksanakan.


6. Prakarsa Perdamaian Trump, 2020


Presiden AS Donald Trump memperkenalkan rancangan perdamaian tahun 2020. Tetapi rancangan itu menuntut warga Palestina menerima pemukiman Yahudi di kawasan Tepi Barat yang diduduki Israel. Palestina menolak rancangan tersebut.

 


Konflik kembali berkobar pada 2021. Hal itu berawal dari rencana Israel mengusir empat keluarga Palestina dan memberikan rumah mereka di Yerusalem Timur kepada pemukim Yahudi berujung bentrokan dan aksi protes di Yerusalem.


Kelompok milisi Hamas kemudian menembakkan lebih 2.000 roket ke Israel, dibalas dengan serangan udara militer Israel, yang menghancurkan banyak bangunan di Jalur Gaza.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon