Riyadh, NU Online
Kerajaan Aarab Saudi mengumumkan perombakan kabinet pada Sabtu (2/6). Ini merupakan langkah signifikan yang dilakukan kerajaan sejak Juni 2017 lalu mengangkat Muhammad bin Salman sebagai putera mahkota, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri kerajaan.
Pada reshuffle ini, Raja Salman membentuk satu lembaga baru yaitu kementerian kebudayaan baru Saudi. Pangeran Badr bin Abdullah diangkat menjadi menteri kebudayaan modern Saudi. Dia dikenal sebagai pembeli lukisan da Vinci “Salvator Mundi” dengan harga 450 juta dolar pada acara lelang tahun lalu.
Dikutip Aljazeera, Sabtu (2/6), Selama beberapa puluh tahun, Arab Saudi mencampur kementerian informasi dan kebudayaan. Pada April lalu, dua kementerian tersebut dipisah. Sebagai Menteri Kebudayaan Modern Saudi, Pangeran Badr menyandang beberapa posisi teratas termasuk gubernur komisi untuk mengembangkan tujuan wisata sejarah di wilayah Saudi utara dan ketua grup riset dan pemasaran Saudi.
Raja Salman juga mengangkat Ahmed bin Suleiman al-Rajhi –seorang pengusaha sektor swasta- sebagai menteri tenaga kerja dan pembangunan masyarakat, menggantikan Ali bin Nasser al-Ghafis.
Diantara tugas utama al-Rajhi adalah menciptakan lapangan pekerjaan bagi ratusan ribu warga Saudi yang menganggur. Saat ini angka pengangguran di Saudi mencapai 12,8 persen. Dalam hal ini, putera mahkota Muhammad bin Salman juga bertanggungjawab karena dia adalah orang yang mengawasi kebijakan ekonomi Saudi.
Pada 2022, Saudi menargetkan 1,2 juta lapangan kerja bagi warganya untuk mengurangi angka pengangguran hingga sembilan persen.
Selain itu, Raja Salman juga mengangkat Abdullatif bin Abdulaziz bin Abdulrahman al-Sheikh sebagai menteri urusan, dakwah, dan bimbingan Islam. Sebelumnya,al-Shekh menjabat sebagai kepala polisi agama kerajaan.
Salah satu kebijakan yang dibuatnya adalah pembentukan komisi kerajaan untuk lingkungan dan kota suci Makkah, dan administrasi untuk melestarikan wilayah bersejarah di kota Laut Merah Jeddah.
Raja Salman juga mengangkat beberapa deputi baru di kementerian dalam negeri, telekomunikasi, transportasi dan energi, industri dan mineral.
Perombakan kabinet ini terjadi karena banyak aktivis yang dipenjara hingga hari ini, setelah setidaknya 11 dari mereka ditahan bulan lalu. (Red: Muchlishon)