Internasional

Saudi Rombak Intelijennya setelah Kasus Khashoggi Terungkap

Ahad, 23 Desember 2018 | 09:00 WIB

Saudi Rombak Intelijennya setelah Kasus Khashoggi Terungkap

Jalam Khashoggi. Foto: Jamali/AP

Riyadh, NU Online
Raja Salman memerintah agar dilakukan perombakan di badan intelijen Arab Saudi setelah kasus pembunuhan Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Sebagaimana diketahui, pembunuhan tersebut dilakukan oleh tim intelijen dam agen keamanan Saudi.

Saudi mengumumkan pembentukan tiga badan pemerintah baru pada 20 Desember lalu. Ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan intelijen Saudi telah kasus Khashoggi terekspos ke media internasional. 

Melansir laporan berita Turki Hurriyet Daily News, ketiga badan pemerintah baru tersebut adalah yakni, strategi dan pengembangan, urusan legal dan hukum, serta evaluasi operasional dan internal. Tiga departemen ini bertugas untuk menyesuaikan keamanan kebijakan nasional, regulasi HAM, dan hukum internasional.

Ketiga departemen ini dibentuk oleh sebuah komite yang dikepalai oleh Putra Mahkota Saudi, Muhammad bin Salma, yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Kerajaan. 

Sebagaimana kabar yang beredar luas, awalnya Saudi menolak tuduhan bahwa jurnalis Jamal Khashoggi dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul ketika hendak mengurus dokumen pernikahannya. Saudi menyebut bahwa Khashoggi telah keluar beberapa jam setelah ia masuk. 

Namun belakang Saudi mengakuinya. Saudi menyatakan bahwa Khashoggi terbunuh di dalam gedung Konsulat setelah cekcok dengan orang yang ada di dalam gedung. Meski demikian, Saudi membantah keterlibatan Putra Mahkota Muhammad bin Salman dalam kasus tersebut, sebagaimana yang dituduhkan Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat, CIA.

Terkait kasus pembunuhan Khasoggi, puluhan orang diadili dan didakwa di pengadilan Saudi. Turki meminta Saudi agar para terdakwa pembunuhan Khashoggi diekstradisi dan dihukum di Turki, tempat dimana Khashoggi dihabisi. Namun, Saudi menolak permintaan Turki ini. (Red: Muchlishon)