Jakarta, NU Online
Otoritas Arab Saudi menetapkan hari raya Idul Fitri 1 Syawwal 1440 H jatuh pada hari ini, Selasa 4 Juni. Hal itu diputuskan Mahkamah Agung Saudi setelah Komite Pengamat Hilal mengumumkan telah melihat hilal pada Senin malam. Maka dengan demikian, masyarakat Muslim Saudi hanya berpuasa 29 hari pada Ramadhan tahun ini.
Saudi tidak sendirian dalam mengumumkan Idul Fitri pada Selasa 4 Juni. Dikutip laman Saudi Gazette, Selasa (4/6), Ada beberapa negara teluk yang juga merayakan Idul Fitri pada hari ini. Diantaranya Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Bahrain, dan Qatar.
Tidak hanya negara-negara Teluk, dikutip laman africanews, Selasa (4/6), beberapa negara di benua Afrika juga mengumumkan Idul Fitri 1440 H jatuh pada hari ini, Selasa 4 Juni. Diantaranya Mali, Uganda, Sudan, Ethiopia, Kongo, Somalia, Sierra Leone, dan sejumlah negara Afrika lainnya. Dari dulu, negara-negara Afrika tersebut mengikuti Arab Saudi dalam hal pengumuman Idul Fitri.
Perlu diketahui, negara-negara Teluk menggunakan metode rukyatul hilal (melihat bulan) untuk menetapkan awal bulan kalender Hijriyah. Negara-negara Teluk yang merayakan Idul Fitri pada hari ini telah melihat bulan pada Senin malamnya. Maka dengan demikian, Idul Fitri jatuh pada hari berikutnya. Berbeda jika hilal tidak terlihat, maka puasa Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari.
Sedangkan Maroko baru akan melakukan rukyatul hilal pada hari ini, Selasa 4 Juni. Maka dengan demikian, Idul Fitri di Maroko akan jatuh pada hari Rabu.
Sementara itu, beberapa negara lainnya seperti Indonesia, Australia, Tunisia, Filipina, Pakistan, dan beberapa negara Asia lainnya, serta beberapa negara Eropa dan Amerika mengumumkan bahwa hari raya Idul Fitri akan jatuh pada Rabu, 5 Juni.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Syawal 1440 Hijriah jatuh pada Rabu, 5 Juni 2019. Ketetapan ini disampaikan selepas menggelar sidang itsbat di Jakarta yang digelar pada Senin (3/6) petang.
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin yang memimpin sidang itsbat menjelaskan, posisi hilal yang berada di bawah ufuk dilihat dari seluruh penjuru tanah air, dengan tinggi minus 1 derajat 26 menit sampai dengan minus 0 derajat 6 menit.
Tim falakiyah Kemenag di 105 titik seluruh wilayah tanah air dari Aceh hingga Papua, bekerja di bawah, juga melaporkan bahwa tidak satu pun di antara mereka yang berhasil melihat hilal.
Keputusan ini juga selaras dengan prediksi data hisab Lembaga Falakiyah PBNU untuk markaz Jakarta yang mengungkapkan, Senin hari ini konjungsi atau ijtima' terjadi pada pukul 17:01:42 WIB. Tinggi hilal minus 0 derajat 14 menit 57 detik. Secara teoritis, hilal dalam posisi di bawah ufuk semacam ini sangat sukar terlihat.
Dengan demikian, bulan Ramadhan disempurnakan menjadi 30 hari (istikmal), dan umat Islam masih harus berpuasa satu hari lagi, Selasa (4/6) esok. (Red: Muchlishon)