Internasional

Skala Kehancuran Sistem Kesehatan di Palestina Meningkat, Bantuan Kemanusiaan dan Pasokan Medis Terhambat

Sel, 9 Januari 2024 | 21:00 WIB

Skala Kehancuran Sistem Kesehatan di Palestina Meningkat, Bantuan Kemanusiaan dan Pasokan Medis Terhambat

Potret kehancuran di Gaza, Palestina. (Foto: WAFA)

Jakarta, NU Online

Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, skala kehancuran sistem kesehatan di Gaza Utara, Palestina kian meningkat sehingga pengiriman bantuan kemanusiaan dan pasokan medis terus terhambat.


“Terkejut dengan besarnya kebutuhan dan kehancuran kesehatan di Gaza Utara,” kata Tedros melalui akun media sosial X-nya, dikutip Selasa (9/1/2024).
 

Tedros menekankan urgensi akses tanpa hambatan ke wilayah tersebut untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.


"Akses yang mendesak, aman, dan tanpa hambatan ke wilayah tersebut diperlukan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan," ungkap Tedros.


Tedos juga mengingatkan, penundaan pengiriman bantuan juga berisiko meningkatkan lebih banyak kematian. 


“Penundaan lebih lanjut akan menyebabkan lebih banyak kematian dan penderiataan bagi banyak orang,” katanya.

 
Misi bantuan WHO ke Rumah Sakit Al-Awda dan pusat obat di utara Gaza dibatalkan untuk keempat kalinya sejak 26 Desember karena kurangnya jaminan keamanan. Misi tersebut bertujuan untuk memindahkan pasokan medis yang sangat dibutuhkan untuk mendukung operasi lima rumah sakit di utara, termasuk Al-Awda.
 

Pengeboman besar-besaran, pembatasan pergerakan, serta gangguan komunikasi membuat pengiriman pasokan medis secara teratur dan aman ke seluruh Gaza, khususnya di wilayah utara, hampir tidak mungkin dilakukan.
 

Sebagian besar rumah sakit kekurangan staf karena petugas kesehatan terpaksa meninggalkan rumah sakit karena perintah evakuasi atau ketidakamanan. Sementara itu, akses pasien terhadap fasilitas kesehatan terhambat oleh kondisi yang berbahaya.
 

“Sekarang sudah 12 hari sejak terakhir kali mencapai Gaza Utara,” tulis WHO dalam keterangannya.

 
Sementara itu, Konsultan Ortopedi di Rumah Sakit Al-Awda Mohamed Obied menjelaskan tantangan yang dihadapi oleh orang yang mengalami amputasi. Salah satunya, pasien sering kesulitan menghubungi dokter dalam waktu yang tepat setelah terluka.
 

Fasilitas kesehatan juga mengalami kekurangan obat-obatan dan peralatan khusus yang diperlukan untuk menangani cedera tersebut.


WHO kembali menegaskan seruannya untuk mendapatkan akses kemanusiaan yang berkelanjutan di seluruh Gaza dan perlindungan aktif terhadap warga sipil dan layanan kesehatan. 


"Gencatan senjata. Sekarang," tutup pernyataan WHO.


Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau lewat tautan https://applink.nu.or.id/donation.