Internasional

Strategi Baru ISIS, Gunakan Sapi sebagai Pembom Bunuh Diri

Sab, 7 September 2019 | 16:00 WIB

Strategi Baru ISIS, Gunakan Sapi sebagai Pembom Bunuh Diri

ilustrasi getty images/afp

Baghdad, NU Online
Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mulai kekurangan anggota untuk melakukan serangan bom bunuh diri ke pihak-pihak yang dianggapnya musuh. Meski demikian, mereka tidak kehabisan akal. Mereka memiliki strategi baru, yaitu menggunakan sapi sebagai pembom bunuh diri.
 
Hal ini diketahui setelah ISIS menyerang pos pemeriksaan militer di Desa Al-Islah, Diyala, Irak Timur dengan menggunakan dua ekor sapi dengan ikatan sabuk bom bunuh diri pada Ahad (1/9) lalu. Akibatnya insiden itu dilaporkan seorang warga sipil meninggal.
 
Dilaporkan media Kurdi, Rudaw seperti dilansir laman The Independent, Selasa (3/9), dua ekor sapi dengan ikatan rompi bom bunuh diri tersebut semula berjalan menuju pos pemeriksaan militer di Provinsi Diyala. Melihat hal aneh seperti itu, tentara Irak kemudian menembakinya. 
 
Seorang pejabat setempat, Saqid Husseini, menilai, insiden itu menunjukkan bahwa ISIS sudah tidak mampu lagi merekrut orang untuk menjadi ‘pengantin’ bom bunuh diri. 
 
“Insiden akhir pekan menunjukkan ISIS telah kehilangan kemampuan untuk merekrut orang-orang muda dan calon pembom bunuh diri, alih-alih mereka menggunakan ternak," katanya.
 
Menurutnya, serangan itu juga menjadi pertanda bahwa kelompok ISIS masih eksis dan dekat dengan wilayah di Irak tersebut. Buktinya, mereka memasang bom bunuh diri pada sapi, mengirimnya ke tempat yang menjadi targetnya, dan memantau untuk meledakannya. 
 
Penduduk setempat menilai, strategi yang digunakan ISIS tersebut cukup aneh di Irak. Pasalnya, sapi adalah hewan yang daging dan susunya begitu dihargai. Di samping itu, harga seekor sapi juga lumayan, yaitu sekitar 1.200 dolar AS (Rp17 juta). 
 
Sebagaimana diketahui, ISIS baru kali ini menggunakan hewan untuk melancarakan serangan terhadap pasukan keamanan. Meski demikian, sebelumnya ada kelompok teroris yang telah menggunakan strategi ini. 
 
Pada 2003-2009 terjadi perang saudara di Irak. Ketika itu, kelompok pemberontak Al-Qaeda memasang bom di bawah dan di dalam ternak mati. Dengan strategi itu, mereka menyasar warga yang hendak membersihkan bangkai-bangkai hewan tersebut.
 
Diketahui, ISIS juga pernah menyelundupkan bahan peledak dari Suriah dengan menggunakan ember keju. Rencananya, bahan peledak itu akan digunakan untuk menyerang tempat ibadah dan tempat militer. Namun rencana penyerangan tersebut berhasil digagalkan pihak keamanan. 
 
Pewarta: Muchlishon
Editor: Muiz