Swiss Ekstradisi Mantan Komandan Perang Bosnia
NU Online · Sabtu, 27 Juni 2015 | 21:01 WIB
Zurich, NU Online
Swiss, Kamis waktu setempat, memerintahkan ekstradisi seorang mantan komandan muslim Bosnia pembela Srebrenica ke Bosnia, dan menolak permintaan Serbia yang mendakwa sang mantan komandan dengan kejahatan perang.<>
Selama Perang Bosnia 1992-1995, komandan pasukan muslim Bosniak bernama Naser Oric itu mengepalai pasukan Bosnia di Srebrenica. Kota ini jatuh ke tangan pasukan Serbia Bosnia pada Juli 1995 yang disusul dengan pembantaian 8.000 pria dan bocah laki-laki oleh pasukan Serbia.
Oric ditangkap pihak berwenang Swiss dua pekan lalu atas surat perintah yang dikeluarkan setahun lalu oleh Serbia yang menuduhnya membunuh orang Serbia di wilayah Srebrenica.
Pada 2008 Oric dibebaskan oleh Mahkamah Internasional PBB di Den Haag dari tudingan kejahatan perang yang dituduhkan Serbia.
Penangkapan Oric dan permintaan ekstrasi oleh Serbia itu membuat marah muslim Bosnia yang mengancam membatalkan undangan kepada PM Serbia Aleksandar Vucic pada peringatan ke-20 pembantaian Srebrenica bulan depan. Pembantaian ini dianggap yang terburuk di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Bosnia mengajukan permintaan ekstradisinya sendiri untuk Oric karena dia menghadapi kasus hukum di negerinya sendiri yang juga dikaitkan dengan pembunuhan selama Perang Bosnia.
Swiss lebih mau menyanggupi permintaan Bonsia, ketimbang Serbia, karena didasarkan pertimbangan bahwa "kejahatan berlangsung di Bosnia Herzegovina, dan Oric adalah warga negara Bosnia Herzegovina." (antara/mukafi niam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
5
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua