Damaskus, NU Online
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, kelompok militan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) adalah satu-satunya masalah yang dihadapi Suriah saat ini, setelah kelompok militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) berhasil diusir.
Kelompok militan SDF saat ini masih menguasai seperempat wilayah Suriah. Mereka adalah para pemberontak yang mendapat dukungan dan pelatihan Amerika Serikat (AS). Sebagian besar anggota SDF adalah orang Suriah asli.
Assad menegaskan bahwa AS dan SDF adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas segala teror yang terjadi di Suriah. Oleh karenanya, Assad menyebutkan akan menjalankan dua opsi untuk menyelesaikan segala persoalan yang mendera Suriah. Pertama, negosiasi. Assad mengaku yakin kalau SDF bisa diajak bernegosiasi mengingat mayoritas anggotanya adalah warga Suriah sendiri.
“Mereka jelas cinta negaranya, dan tidak ingin menjadi boneka negara lain,” kata Assad, diberitakan Radio Free Europe, Jumat (1/6).
Kedua, operasi militer. Jika cara pertama tidak berhasil, maka Assad akan mengerahkan militer untuk mengambil kembali wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak. Menurut Assad, AS harus belajar dari pengalaman mereka ketik di Irak dimana warga setempat tidak menerima kehadiran militer asing di wilayahnya. Begitu pun dengan warga Suriah.
“Kami bakal melakukannya dengan atau tanpa AS di dalamnya. AS harus meninggalkan Suriah cepat atau lambat,” tegas Assad.
“Ini adalah tanah dan hak kami. Adalah tugas kami untuk membebaskannya. Sekali lagi, AS harus keluar dari sini,” tambahnya.
Membalas
Sementara itu, Amerika Serikat melalui Kenneth McKenzie, direktur staf gabungan Pentagon, mengemukakan bahwa AS akan membalas kalau Suriah menyerang pasukan AS di Suriah atau sekutu mereka SDF.
Saat ini, ada sekitar dua ribu tentara AS yang bergabung dengan SDF. Mereka bermarkas di at-Tanf, sebuah wilayah yang dekat dengan Yordania.
“Semua pihak di Suriah seharusnya mengerti, menyerang AS dan sekutunya merupakan tindakan buruk,” kata McKenzie, dilansir Russian Today. (Red: Muchlishon)