Tempat Penghafal Qur’an Berbendera Indonesia Diroket Israel
NU Online · Ahad, 3 Agustus 2014 | 13:21 WIB
Jakarta, NU Online
Militer Israel dalam agresinya di Jalur Gaza, Palestina, menyerang Graha Darul Quran (Daqu) yang di bagian atas gedungnya terdapat satu tiang bendera Indonesia, Merah Putih, kata seorang relawan.
<>
"Israel meluncurkan lebih dari 15 roket ke lembaga pendidikan tempat menghafal Al Quran Cabang Gaza itu," kata Abdillah Onim, dalam keterangannya kepada Antara, dari Gaza City, Palestina, Ahad.
Sejak 8 Juli lalu, Israel mengerahkan militernya menggempur pemukiman warga sipil Palestina, yang penduduknya menjadi pemeluk agama-agama besar dunia, di antaranya Kristen dan Islam.
Onim adalah relawan Indonesia yang menetap di Jalur Gaza. Dia saat ini menjabat Ketua Cabang Daqu di Gaza City dan mendirikan Graha Tahfidz, selain juga menjadi koresponden salah satu stasiun televisi swasta Indonesia.
Graha Tahfidz, selain menjadi tempat tinggalnya, juga menjadi tempat untuk mendidik anak-anak menghafal Al Quran. Dia memasang bendera Merah Putih berukuran 2 meter di satu tiang yang dipasang di lantai atas gedung itu.
"Mereka (Israel) tak peduli apakah ada WNI atau bendera Indonesia, dan tetap mereka serang," katanya.
Laporan kantor berita transnasional terbaru, Minggu, menyebutkan, lebih dari 1.633 orang Palestina telah meninggal dan 8.800 lagi cedera sejak Israel melancarkan agresi militer ke Jalur Gaza Selasa, 8 Juli 2014.
Dalam konflik itu Israel kehilangan 61 tentara dan tiga warga sipil, termasuk seorang warga negara Thailand.
Onim menyebutkan, roket Israel juga menghantam RS Syifa di Gaza City, yang menewaskan seorang bayi berusia satu bulan.
Bahkan, kebrutalan Israel juga ditunjukkan dengan "menghujani" taman bermain anak-anak di Gaza City yang saat itu penuhi anak-anak sedang bermain dengan memakai baju baru.
Akibat kebrutalan Israel tersebut 10 anak-anak meninggal dengan tubuh tercabik-cabit dan tidak utuh lagi.
Kediaman mantan Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah, tidak luput dari serangan roket yang ditembakkan dari jet F16 milik Israel.
Israel juga menyerang satu-satunya pusat pembangkit listrik Palestina di Gaza.
Onim mengatakan seharusnya perang itu antara militer berhadapan dengan militer.
"Jadi, bukan militer Israel malah membantai warga sipil, anak-anak, wanita, fasilitas umum seperti sekolah, masjid, rumah sakit," katanya.
Ia juga heran dengan negara-negara tetangga, terutama negara Arab yang belum terpanggil membantu saudara mereka sesuku dan sejazirah yaitu Jazirah Arab.
Negara-negara lain yang mengaku anti Amerika Serikat dan Israel disebutnya malah menunduk tidak mau tahu.
"Yang sangat getol membantu Gaza adalah Turki, Qatar, dan Aljazair, sedangkan negara-negara lain hanya pencitraan saja," kata dia. (antara/mukafi niam)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua