Internasional

Ulama Syiah Irak Lakukan Kunjungan Langka ke Arab Saudi

NU Online  ·  Senin, 31 Juli 2017 | 05:30 WIB

Ulama Syiah Irak Lakukan Kunjungan Langka ke Arab Saudi

Muqtada al-Sadr (The New Arab)

Riyadh, NU Online
Ulama berpengaruh Syiah Irak Muqtada al-Sadr tengah menjalani agenda kunjungan langka ke Arab Saudi.

Seperti diwartakan AP, Kantor Al-Sadr pada Ahad (30/7) merilis bahwa dia telah diundang ke negara berhaluan Sunni itu. Arab Saudi prihatin dengan pengaruh rivalnya Iran di Irak, yang mendukung milisi Syiah berperang melawan kelompok ISIS di sana. Al-Sadr termasuk di antara mereka yang telah meminta milisi tersebut untuk bubar.

Surat kabar Pan-Arab Ashraq al-Awsat mengunggah foto di akun Twitternya yang memperlihatkan al-Sadr tiba di Arab Saudi dan disambut oleh Thamer al-Sabhan, mantan duta besar Arab Saudi untuk Irak dan orang pertama yang ditugaskan ke Baghdad setelah 25 tahun istirahat.

Al-Sabhan kini menjabat sebagai menteri negara untuk wilayah Teluk setelah bersitegang dengan pemerintah Irak. Dia mengklaim bahwa milisi yang didukung Iran berencana untuk membunuhnya.

Sementara itu The New Arab melaporkan, sebuah sumber Irak yang dekat dengan partai politik al-Sadr menyampaikan bahwa ia didampingi oleh delegasi ulama dan politisi Syiah dari Gerakan Sadris.

"Sadr menerima undangan dari Pengadilan Saudi untuk mengunjungi Riyadh bulan lalu melalui duta besar Irak untuk Arab Saudi, Rushdi al-Ani," kata sumber tersebut.

Seorang anggota parlemen Irak mengatakan bahwa Sadr akan bertemu dengan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, yang dinobatkan sebagai pewaris tahta paling berkuasa di bulan lalu, dan juga pemimpin agama Saudi.

"Perundingan akan berfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan Irak di bawah kebijakan baru Riyadh mengenai keterbukaan terhadap Syiah Irak," kata anggota parlemen tersebut.

Hubungan antara Baghdad dan Riyadh baru saja kembali pulih belakangan ini sejak mereka putus hubungan pada tahun 1990 menyusul invasi Saddam Hussein ke Kuwait.

Kedutaan Saudi dibuka kembali di Baghdad untuk pertama kalinya dalam 25 tahun di awal 2016. Beberapa bulan kemudian, Baghdad meminta Riyadh untuk mengganti duta besarnya, Thamer al-Sabhan, setelah ia mendesak Irak untuk menyingkirkan anggota paramiliter Hashed al-Shaabi yang mayoritas berhaluan Syiah dari perang melawan kelompok ISIS. (Red: Mahbib)