Jatim LITERASI DIGITAL

Gus Yahya Pastikan NU Siap Hadapi Literasi Digital

Kam, 14 Juli 2022 | 20:25 WIB

Gus Yahya Pastikan NU Siap Hadapi Literasi Digital

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: NU Online)

Surabaya, NU Online Jatim

KH Yahya Cholil Staquf sangat optimis bahwa NU telah siap menghadapi literasi digital. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini juga mengajak berbagai kalangan untuk bekerja sama dalam mengawal gagasan tersebut. Hal itu tentu saja untuk kebaikan bersama.


“Saat ini kita siap melaksanakan gerakan literasi digital oleh Nahdlatul Ulama," katanya, Kamis (14/7/2022).


Penegasan disampaikannya saat memberikan sambutan pada diskusi literasi digital Lakpesdam PWNU Jawa Timur secara daring. Kegiatan merupakan kerja sama antara PBNU dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.


Disampaikan bahwa apa yang dilakukan ini merupakan program berskala besar dengan melibatkan partisipan secara luas. Dan dirinya juga akan terbuka mengajak kalangan lain yang ingin turut ikut serta dalam gerakan ini. 


“Semua merupakan ikhtiar kita bersama agar suasana dalam pergaulan digital yang semakin mendominasi ruang hidup kita lebih positif. Dan menghindari potensi negatif atau mafasid yang mungkin timbul di dalam pergaulan digital di tengah masyarakat kita ini,” katanya. 


Gus Yahya juga menyampaikan bahwa kegiatan ini akan menjadi sarana untuk mengembangkan sikap menyadari otentisitas dalam menerima dan menyebarkan informasi. 


"Bahwa informasi yang disebarkan haruslah teruji kebenarannya, faktualitasnya dan kredibilitasnya,” tegasnya.


Terkait masalah agama, NU memiliki concern tidak semata memandang secara aqliah atau kognitif semata. Tetapi yang juga penting adalah menyangkut dimensi ruhaniyah yang lebih dalam.  


“Bahwa kita menjalankan tuntunan Islam ini bukan semata apakah akurat secara akal, tapi juga sangat mementingkan barakah dari cara kita hidup beragama,” urai Gus Yahya.


Gus Yahya turut mengingatkan para pegiat literasi digital untuk memegang dan menghormati intisab atau hubungan guru dan ulama. Yakni mereka yang mengembangkan sanad dan tersambung dari generasi ke generasi hingga sumbernya.


“Inilah satu-satunya yang kita harapkan yakni memelihara barakah dari keberagamaan kita dan insyaallah dalam kehidupan kita seluruhnya,” terang dia.


Secara lebih khusus, putra almaghfurlah KH Bisri Mustofa tersebut mengingatkan betapa bahayanya kalau umat Islam melepaskan diri dari ittiba’ kepada ulama. 


“Bahwa melepaskan dari ittiba’ kepada ulama akan membawa risiko yang sangat mengkhawatirkan yaitu sekurang-kurangnya dicabutnya barakah dari berbagai upaya yang kita lakukan,” tandasnya.