Kesehatan

Hindari TBC dengan Perbaiki Ventilasi Rumah untuk Sirkulasi Udara

Sel, 2 Agustus 2022 | 20:00 WIB

Hindari TBC dengan Perbaiki Ventilasi Rumah untuk Sirkulasi Udara

Ilustrasi TBC. (Foto: Pacific Cross)

Jakarta, NU Online

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini akan menyerang paru-paru seseorang lalu menyebar lewat pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Karenanya, ada pula yang disebut TBC Kelenjar.


Dokter Spesialis Pulmonologi (SpP) dr Novita Maulidiyah mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini merupakan negara endemis TBC. Dengan kata lain, Indonesia adalah negara dengan penyakit TBC terbanyak di dunia.

 

Penyakit TBC akan menular melalui percikan dahak saat berbicara, batuk, bersin, dan bernyanyi. Bakteri itu akan keluar bersama udara, lalu menempel atau terhirup orang lain, tanpa disadari. 


“Kita menduduki peringkat ketiga sedunia (India dan Cina) untuk TB sensitif obatnya. Karena kita masuk kategori negara dengan penduduk terbanyak TBC, maka secara nggak langsung kita bisa kontak dengan orang TBC tersebut,” ungkap Novita, kepada NU Online melalui sambungan telepon, pada Selasa (2/8/2022). 


Data Kementerian Kesehatan RI, sebagaimana dilansir Tempo pada 22 Maret 2022 menyatakan, jumlah penderita TBC di Indonesia mencapai 824 ribu orang dengan tingkat fatalitas atau meninggal sebanyak 93 ribu per tahun. Angka ini setara dengan 11 kematian per jam. Tahun ini, pemerintah akan melakukan skrining besar-besaran untuk penyakit TBC. Dari estimasi 824 ribu pasien TBC itu, baru 49 persen yang berobat. 


Meski begitu, semua tetap bergantung pada masing-masing kekebalan tubuh seseorang. Semakin imunitas tubuh seseorang meningkat, maka bakteri TBC akan mati dengan sendirinya. Tetapi saat imun turun maka bakteri TBC itu akan aktif. Saat bakteri itu aktif, seseorang akan divonis mengidap penyakit TBC. 


Dokter yang bertugas di RSUD Bangil, Pasuruan, Jawa Timur itu menjelaskan bahwa kuman TBC sangat suka atau akan bertahan hidup pada udara dengan ventilasi sangat lembab. Namun, bakteri tersebut akan cepat mati di ruangan dengan ventilasi yang bagus sehingga bisa terkena paparan sinar matahari. 


“Makanya pasien-pasien TBC diharapkan agar ventilasi rumahnya harus diperbaiki agar kuman TBC tidak senang hinggap di situ. Sirkulasi udaranya harus bagus,” ungkap salah seorang Pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Pasuruan itu. 


Lebih lanjut, dr Novita menjelaskan bakteri TBC sangat mudah sekali menyerang pasien immunocompromised atau pasien dengan penyakit yang imunnya menurun, seperti penyakit diabetes melitus dan HIV. Karena itu, setiap pasien yang divonis TBC maka harus diperiksa terlebih dulu.


“Harapannya kita mencari imun mana yang turun. Kita perbaiki bareng-bareng. Jangan sampai kencing manisnya (diabetes) tidak diperbaiki, tapi hanya fokus pada sakit TBC, karena itu tidak akan berhasil. Percuma minum (obat) TBC kalau kencing manisnya tidak diperbaiki. Dia sembuhnya akan lama,” ungkapnya.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad