Kesehatan

Ini Bahaya Fatal Gas Air Mata, Sebabkan Perih hingga Sesak Nafas

Sel, 4 Oktober 2022 | 14:30 WIB

Ini Bahaya Fatal Gas Air Mata, Sebabkan Perih hingga Sesak Nafas

Personel aparat keamanan menembakkan gas air mata ke tribun penonton di Stadion Kanjuruhan Malang. (Foto: Antara)

Jakarta, NU Online
Tragedi Kanjuruhan (1/10/2022) yang menewaskan ratusan jiwa menjadi sorotan dunia. Salah satu hal yang disorot adalah penggunaan gas air mata oleh polisi yang diarahkan kepada para suporter atau penonton di stadion Kanjuruhan. Hal itulah yang dianggap sejumlah kalangan sebagai pemicu ratusan suporter tewas setelah kekacauan yang terjadi. Lantas seberapa fatalkah gas air mata bagi kesehatan?

 

Dokter dari Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Syifa Mustika mengungkapkan, beberapa kandungan kimia pada gas air mata bisa menyebabkan mata perih, sesak nafas, dan iritasi pada kulit.

 

Meski berefek sementara namun bahan kimia dalam gas air mata bisa juga berdampak jangka panjang, bahkan ada beberapa kecacatan permanen dalam beberapa kasus.

 

“Senyawa kimia chloroacetophenone (CN), yang merupakan polutan udara beracun, chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA) dan dibenzoxazepine (CR), itu umumnya bertahan 30 menit. Tapi, gas air mata juga bisa menyebabkan reaksi alergi hingga kebutaan,” ungkap dr Syifa, kepada NU Online, Selasa (4/10/2022).

 

Ia juga mengatakan, paparan gas air mata akan lebih buruk jika terhirup orang yang mengidap penyakit pernafasan atau gejala penyakit parah lainnya, seperti asma dan para-paru. Menurutnya, besar kemungkinan korban meninggal dunia pada tragedi tersebut mengalami gejala penyakit parah yang menyebabkan gagal nafas.

 

“Pada saat kejadian kan itu disemprotkan gas air mata kemudian terhirup dan mata perih, otomatis mereka panik hingga berdesak-desakan dan akhirnya kekurangan oksigen,” terang Dokter Spesialis Penyakit dalam di RS Hermina Malang itu.

 

Bukan hanya itu, menurutnya, paparan gas air mata dalam dosis tinggi di area tertutup dapat menyebabkan kegagalan pernapasan dan kematian. Dampak lainnya yang bisa terjadi adalah rasa terbakar pada mata, mulut, dan hidung, penglihatan kabur dan kesulitan menelan.

 

“Gas air mata itu jika kena mata perihnya seperti cabai, dan kalau terhirup itu bikin sesak,” jelas anggota Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) itu.

 

Penanganan gas air mata
Terlepas dari tragedi gas air mata di stadion Kanjuruhan, dr syifa memberikan saran, jika terkena gas air mata segera tinggalkan area dan mencari udara segar untuk menghindari menghirup gas air mata.

 

“Udara segar sangat efektif mengurangi paparan gas air mata. Namun, jika kesulitan secepatnya membasuh wajah memakai air, apalagi di bagian mata,” imbaunya.

 

Ia menambahkan, bila berada di dekat pelepasan gas air mata, temukan tempat berlindung di dalam gedung untuk menghindari terkena bahan kimia.

 

“Jika Anda merasa telah terpapar gas air mata, Anda harus melepas pakaian, segera mencuci seluruh tubuh Anda dengan sabun dan air, dan mendapatkan perawatan medis secepat mungkin,” imbuh dr Syifa.

 

Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi